TEMPO.CO, Yogyakarta -- Pada musim hujan awal tahun ini petani siap menghadapi serangan hama wereng batang cokelat, tungro, dan jamur. "Biasanya karena kelembapan tinggi, wereng mudah berkembang biak," kata Sarjuko, petani padi di Ngemplak, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad, 19 Januari 2014.
Dari 17 kecamatan di Kabupaten Sleman, Kecamatan Prambanan dan Kalasan merupakan daerah yang rawan terkena serangan hama. Lahan tanam padi di dua kecamatan itu sekitar 3.000 hektare. Hama tikus juga sering menyerang persawahan. Terutama di Sleman barat. Bahkan para petani di Sleman barat memelihara burung hantu sebagai predator hama tikus. Selain itu, sering dilakukan penggeropyokan tikus secara massal.
Tungro merupakan virus yang bisa menyerang padi hingga warna daun menguning dan mati sebelum panen. Jika terserang wereng batang cokelat, potensi gagal panen sangat tinggi. Selain wereng dan tungro, perlu diwaspadai hama lainya, yaitu serangan jamur dan bakteri seperti blast dan xantomonas. "Kami petani menggunakan pestisida kimia maupun nabati untuk membasmi hama," kata dia.
Menurut petugas pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (PPOPT) Kecamatan Kalasan dan Prambanan, Joko Purnama, hama tungro menyerang sejumlah lahan padi di wilayah Madurejo Prambanan dan Purwomatani Kalasan. "Sebelum serangannya parah, langsung diantisipasi," kata dia.
Penyemprotan hama secara massal dilakukan setelah ditentukan titik-titik adanya hama. Sehingga panen padi masih mencapai 8 ton per hektare gabah kering panen. Petani disarankan agar sedini mungkin mengendalikan hama dengan cara penyemprotan.
MUH SYAIFULLAH