TEMPO.CO, Jakarta - Lemahnya kinerja KPI membuat siaran kampanye politik terselubung marak di berbagai stasiun televisi, terutama yang berafiliasi dengan para bos partai politik: Golkar, NasDem, dan Hanura. Berkat gempuran iklan dan berita positif yang terus-menerus dikumandangkan itu, Golkar, NasDem, dan Hanura meraup dukungan suara yang signifikan menjelang pemilihan umum.
Berdasarkan data Komisi Penyiaran Indonesia dan riset Tempo, pada April 2013, ada setidaknya 20 berita dan 31 iklan Partai NasDem di Metro TV. Sepanjang 2013, MNC Group (RCTI, MNC TV, dan Global TV) menayangkan banyak iklan berbau kampanye politik Hanura, seperti Kuis Kebangsaan, Kuis Indonesia Cerdas, dan iklan Win-HT (Wiranto-Hary Tanoesoedibjo). Begitu pula dengan Viva Group (ANTV dan TV One), yang banyak menayangkan kampanye politik terselubung Golkar. Sepanjang April tahun lalu, tercatat sedikitnya 10 pemberitaan positif dan 143 iklan tentang Aburizal Bakrie di TV One.
Alhasil, elektabilitas ketiga partai itu terus terkerek naik. Berdasarkan versi Litbang Kompas, elektabilitas NasDem yang hanya 3,5 persen pada Desember 2012 naik menjadi 4,1 persen pada Juni 2013 dan terus menanjak menjadi 6,9 persen pada Januari 2014. Begitu pula Partai Hanura yang semula hanya memiliki dukungan 0,5 persen pada akhir tahun 2012, pada Januari 2014 naik menjadi 6,6 persen. Sementara elektabilitas Golkar naik menjadi 16,5 persen dari 15,4 persen.
Direktur Pemberitaan Metro TV Suryopratomo membantah pemanfaatan stasiun televisi yang dia pimpin untuk kepentingan NasDem. "Kami tak hanya meliput NasDem. Semua partai kami liput," katanya. Bantahan juga dinyatakan Sekretaris Perusahaan PT Media Nusantara Citra (MNC) Arya Sinulingga dan General Manager News and Sport TV One Indiarto Priadi (Baca selengkapnya di majalah Tempo).
TIM INVESTIGASI TEMPO