TEMPO.CO, Damaskus - Oposisi Suriah mengancam mundur dari meja perundingan internasional yang dijadwalkan pekan ini jika Iran--pendukung Presiden Bashar al-Assad--diikutsertakan dalam perundingan.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, Ahad, 19 Januari 2014, mengatakan dia mengundang Iran menghadiri perundingan perdamaian yang digelar pada 22 Januari 2014 di Montreux, Swiss, setelah negeri itu mengungkapkan akan memainkan peran positif dan konstruktif jika diundang.
Kelompok oposisi utama Suriah yang bermarkas di Istanbul, Koalisi Nasional, mengeluarkan ancaman mundur sekitar 48 jam setelah mereka memberikan sinyal setuju mengikuti perundingan.
"Koalisi Suriah mengumumkan mereka akan menarik diri dari pertemuan Jenewa II jika Ban Ki-moon mengundang Iran," demikian pernyataan Koalisi Nasional lewat Twiiter yang diunggah juru bicaranya, Louay Safi.
Anggota senior Koalisi Nasional, Anas al-Abdah, mengatakan kepada Al-Jazeera melalui telepon, lembaganya terkejut karena Iran diundang. "Undangan itu tidak masuk akal dan kami tidak bisa menerimanya."
Oposisi Suriah dan Amerika Serikat yang menuduh Iran mendukung Assad dengan pasukan dan persenjataan selama konflik tiga tahun terakhir telah lama meragukan partisipasi Iran walaupun Ban Ki-moon dan utusan khusus PBB, Lakhdar Brahimi, sudah lama mendukung keterlibatan Iran dalam perundingan perdamaian.
Pada Ahad, 19 Januari 2014, AS menyarankan Iran tetap diundang tetapi negeri itu harus secara eksplisit menyatakan mendukung pertemuan Juni 2012 tentang rencana transisi politik yang meminta Assad turun dari jabatannya.
"Ini adalah sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh Iran secara terbuka," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Jen Psaki. "Jika Iran tidak melakukannya secara penuh dan terbuka untuk menerima Komunike Jenewa, maka undangan tersebut harus dibatalkan."
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler
Percakapan Akil Mochtar Soal Pembagian Suap
Banjir, Tol Menuju Bandara Soekarno-Hatta Terendam Lagi,
Tiga TKI Tewas Ditembak di Malaysia
SBY Sakit Hati Tak Jadi Wapres Mega
Ibu Negara Prancis Tinggalkan Istana Kepresidenan