TEMPO.CO, Tangerang - Sebanyak 101 penyair berasal dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Thailand lolos dalam seleksi penerbitan antologi puisi Asia Tenggara yang sedianya akan diluncurkan pada Juni mendatang di Indonesia.
Seleksi antologi puisi yang dilakukan komunitas Puisikan Bait Kata Suara ini menyaring ribuan karya penyair muda dari berbagai negara, termasuk penyair Indonesia yang bermukim di Taiwan dan Hong Kong.
Menurut salah seorang kurator asal Indonesia, Muhammad Rois Rinaldi, penyeleksian karya ini terhitung tidak mudah karena beragam karya ditulis dengan bahasa berbeda. Namun, kata Rois, yang merupakan penyair muda asal Cilegon, Banten, ini, kurator memilih karya bersandar pada kriteria dengan berbagai aspek, seperti kreativitas, orisinalitas, musikalitas, dan unik.
"Ada penyair bermaksud mengangkat tema berbobot, namun apa daya kekuatan roh puisi hilang lantaran tidak sebanding dengan tema yang diangkat, sehingga pesan tidak sampai kepada pembaca. Sebaliknya, ada pula penyair dengan tema sederhana namun sanggup membawa pesan yang memukau," ujar Rois kepada Tempo, Senin, 20 Januari 2014.
Seleksi juga memfokuskan kepada penyair muda yang dari segi kemapanan kepenyairan belum terlalu kuat di negaranya, namun produktivitas karya terus bergulir hingga saat ini. Sejumlah penyair Indonesia yang lolos dalam seleksi ini antara lain Bambang Eka Prasetya (Magelang), Arsyad Indradi (Banjar Baru, Kalimantan Selatan), Ayu Cipta (Tangerang, Banten), Dimas Arika Mihardja (Jambi), Dimas Indiana Senja (Brebes, Jawa Tengah), Ekohm Abiyasa (Karanganyar, Jawa Tengah) Sus Setyowati Hardjono (Sragen, Jawa Tengah), dan sejumlah penyair lain.
Sedangkan sejumlah penyair dari negara lain seperti Abdullah Tahir (Tutong, Brunei Darussalam), Nordita Bte Taib (Singapura), Mahroso Doloh (Patani, Thailand), dan Che Fauziah binti Idrus (Malaysia).
Yang menarik, para penyair Indonesia yang masuk antologi puisi ini aktif tergabung dalam Gerakan Puisi Menolak Korupsi. Sebuah gerakan yang terus digelorakan para penyair Indonesia dalam penolakan korupsi di Tanah Air. Mereka juga gencar membacakan karya puisi antikorupsi dengan cara berkeliling dari kota ke kota di Indonesia dengan biaya pribadi.
Antologi puisi ini sedianya merupakan antologi puisi kedua. Untuk antologi pertama diluncurkan di Batu Muda, Kuala Lumpur, pada 2013 lalu. Berikutnya, setelah Indonesia, antologi ini akan diluncurkan di Singapura.
AYU CIPTA