TEMPO.CO, Jakarta - Daryono alias Adek, sopir bekas Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, mengaku sering dimintai tolong bosnya untuk menerima sejumlah uang. Saat diperiksa oleh penyidik KPK, dia mengatakan, uang yang diterima biasanya dibungkus dengan tas atau kardus.
Sebelum menerima duit tersebut, kata dia, Akil biasanya menghubunginya terlebih dahulu. Tersangka kasus suap penanganan sengketa pemilukada di MK dan pencucian uang itu mengatakan akan ada orang yang menyerahkan barang kepadanya. "De, nanti ada orang yang akan mengantar barang, diterima ya..," katanya menirukan ucapan Akil.
Tak berapa lama, seseorang yang membawa barang datang. Sekitar Juli atau Agustus 2013, misalnya, seseorang yang diketahuinya bernama Muhtar pernah datang ke rumah dinas Akil di kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan.
Muhtar memberikan dua kardus besar berwarna cokelat kepadanya. "Saya bisa menduga bahwa kedua kardus besar warna cokelat tersebut berisi uang," ujarnya. Bungkusan itu lalu ditaruhnya di dekat kamar tidur Akil.
Sopir Akil mengatakan langsung bisa menebak bungkusan tersebut berisi duit lantaran sebelumnya ia sering dimintai tolong oleh Akil untuk menerima uang. "Biasanya dibungkus kardus atau tas," katanya.
Saat dikonfirmasi, penasihat hukum Akil, Tamsil Sjoekoer, mengatakan kliennya membantah hal tersebut. "Kepada kami, beliau bilang tidak pernah ada," ujarnya saat dihubungi, Senin malam, 20 Januari 2014.
BAGJA HIDAYAT | NUR ALFIYAH
Berita terpopuler
SBY Sakit Hati Tak Jadi Wapres Mega
Curhat SBY Soal Hubungannya dengan Mega
7 Ekspresi Sewot Ani SBY di Instagram
Istilah Akil Soal Suap: Emas 3 Ton dan Uang Kecil
Akil Dituding Bermain di Sengketa Pilkada Bali
Nilai Aset Akil yang Disita Capai Rp 200 Miliar