TEMPO.CO, Surabaya - Juru bicara Polda Jawa Timur, Komisaris Besar Awi Setiyono, mengatakan terduga teroris Isnaini Ramdhoni alias Doni dan Abdul Majid yang ditangkap di Surabaya, Senin malam, 20 Januari 2014, berencana meledakkan pos polisi dan sejumlah tempat hiburan. Pos polisi yang disasar dua di antaranya berada di Keputih, Kenjeran, dan pos polisi di Jalan Jakarta Tanjung Perak.
"Mereka merencanakan amaliyah di Surabaya," kata Awi di Markas Polda Jawa Timur, Selasa, 21 Januari 2014. Tempat hiburan yang juga menjadi target mereka antara lain Dollar di THR, Dolly Surabaya, Galaxi di Jalan Pandegiling, serta Colour di Jalan Sumatera. "Beberapa lokasi yang menjadi target operasi terduga teroris ini sebagai hasil pengembangan penyelidikan dan interogasi para tersangka."
Mereka juga berencana menusuk anggota kepolisian yang sedang bertugas mengatur jalan. Seperti teroris lainnya, kata Awi, terduga teroris ini menganggap polisi sebagai Toghut. "Makanya menjadi sasaran," katanya. Polisi dianggap menjadi penghalang tujuan jihad mereka selama ini.
Penggerebekan rumah di Tanah Merah 04 Sayur 1 Kenjeran, Surabaya, dilakukan setelah dua terduga teroris itu disergap di sebuah SPBU di Kedung Cowek, Surabaya. Densus 88, kata Awi, menemukan barang bukti seperti tas punggung, bendera jihad berwarna hitam bertuliskan huruf Arab, beberapa kaus, serta tiga telepon genggam beserta charger dan baterainya.
Densus juga menemukan timer dari jam digital, rangkaian elektronik, sakelar, transistor sebanyak lima buah, 12 lampu lab, sumbu api satu plastik, paku berukuran 5 sentimeter, dan satu plastik yang ditempel ke bahan peledak. Ada juga pipa besi ditempeli paku-paku menggunakan lakban dan lem besi yang dilubangi pakai solder.
Untuk melancarkan aksinya itu, kata Awi, terduga teroris ini melakukan survei guna mengetahui medan. "Di TKP, kami temukan gambar-gambar rangkaian elektronik membuat bom."
DAVID PRIYASIDHARTA