TEMPO.CO, Surabaya - Mia, tetangga terduga teroris Abdul Majid di Jalan Tanah Merah, Gang Kalilom, Surabaya, mengatakan sifat pemuda itu berubah drastis sejak pergi ke luar kota beberapa tahun silam. Namun, warga sekitar tidak tahu ke mana gerangan Majid 'menghilang' dalam waktu cukup lama.
“Sekitar lima atau enam tahun yang lalu dia pergi. Mengakunya ke luar kota. Setelah balik lagi ke sini, perilaku Majid jadi berubah total,” kata Mia, yang rumahnya berdempetan dengan rumah Majid, Selasa, 21 Januari 2014.
Menurut Mia, dulu Majid terkenal nakal. Warga di gang itu juga mengenalnya sebagai anak mbeling. Namun, perubahan tingkah laku Majid sangat terasa setelah kepergian itu. Hingga sekarang tak ada yang tahu perubahannya disebabkan apa. “Dia lebih rajin beribadah. Salatnya selalu tepat waktu dan mesti ke masjid,” kata Mia.
Seorang pemuda yang mengaku sering nongkrong bersama Majid mengatakan, sikap Majid berubah tertutup bila ditanya ihwal kepergiannya ke luar kota beberapa tahun lalu itu. Majid selalu bungkam dan enggan bercerita. “Teman-teman tidak ada yang tahu sebenarnya dia itu ke mana,” kata lelaki yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Bekas kawan main Majid itu juga membenarkan bahwa dulu Majid terkenal sebagai anak nakal di Gang Kalilom Lor. Namun, persepsi masyarakat itu berubah setelah 'anak hilang' itu pulang ke rumahnya.
Sebelumnya, Tim Densus 88 menangkap dua terduga teroris di Jalan Tanah Merah Sayur I, Kenjeran, Surabaya, Senin malam. Polisi mengamankan berbagai macam peralatan untuk melancarkan aksi teror, termasuk bom aktif. Juru bicara Polda Jawa Timur, Komisaris Besar Awi Setiyono, mengatakan dua terduga teroris itu, Majid dan temannya, Isnaini Romadhoni, pernah berlatih bersama jaringan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.
M. SYARRAFAH
Berita Terpopuler:
Ahok: Gimana Enggak Banjir Kalau Tanggul Dibolongi?
7 Ekspresi Sewot Ani SBY di Instagram
Jokowi Rembuk Banjir di Katulampa, Ini Hasilnya
Seberapa Kaya Sutan Bhatoegana?
Geram Ahok Soal Molornya APBD DKI