Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BRIC atau MINT? Investor Bingung dengan Akronim  

Editor

Abdul Malik

image-gnews
Menko Perekonomian Hatta Rajasa bersama Menteri Perdagangan luar Negeri Prancis Nicole Bricq (kiri), seusai melakukan pertemuan bilateral antar kedua negara, di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta (5/6). TEMPO/Imam Sukamto
Menko Perekonomian Hatta Rajasa bersama Menteri Perdagangan luar Negeri Prancis Nicole Bricq (kiri), seusai melakukan pertemuan bilateral antar kedua negara, di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta (5/6). TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, London - Akhir-akhir ini mulai banyak dibicarakan akronim baru di kalangan ekonom. Setelah akronim BRIC, yakni singkatan Brazil, Russia, India, dan Cina; kini muncul MINT, yakni Meksiko, Indonesia, Nigeria, dan Turkey. Ada juga akronim CIVETS, yakni singkatan dari Kolombia (Colombia), Indonesia, Vietnam, Mesir (Egypt), dan Afrika Selatan (South Africa).

Di mana investasi akan ditempatkan? Bagi para manajer investasi akan semakin bingung dengan banyaknya akronim. Mantan ekonom Goldman Sachs, Jim O’Neill adalah pencetus ide akronim BRIC pada 2001. Negara-negara BRIC, MINT maupun CIVETS menikmati pertumbuhan ekonomi cukup tinggi beberapa waktu terakhir. Namun, tidak dijamin kondisi itu seiring dengan kenaikan perolehan investasi. Selain itu, kinerja pasar modal lokal yang melemah membuat para manajer investasi mulai meninggalkan penggunaan akronim-akronim itu.

Seperti dirilis Reuters 21 Januari 2014, aset kelolaan di kawasan BRIC anjlok menjadi 9 miliar euro akhir tahun lalu dari sebelumnya 21 miliar euro di 2010. Menurut data yang dilansir Lipper (anak usaha Thomson Reuters yang menyediakan data investasi dan rating), aset kelolaan dalam bentuk ekuitas di luar negara berkembang justru naik dalam periode yang sama. Goldman Sachs sendiri kehilangan kelolaan aset dari negara-negara BRIC sebesar 20 persen dalam tiga tahun terakhir.

Lagi, O’Neill telah meluncurkan akronim baru. Dalam serial Radio BBC bulan ini, dia menobatkan kelompok MINT, yakni Meksiko, Indonesia, Nigeria, dan Turki adalah negara raksasa masa depan setelah BRIC. O’Neill menekankan bahwa kelompok negara MINT adalah negara ekonomi, bukan sebuah investasi. Artinya, konsep dan eksplorasi yang dia lakukan lebih pada mengkaji soal masalah dan potensi negara-negara tersebut.

Meski begitu, daya tarik akronim untuk investasi saat ini dinilai mulai memudar. Beberapa manajer investasi menyatakan pengelompokan negara tidak lagi diperhitungkan sebagai bentuk kemajuan pembangunan suatu negara atau analisis soal risiko negara yang menjanjikan. Pengelompokan negara juga sering dianggap mengecewakan. Sebab, kinerja perusahaan terbuka di negara-negara yang dikelompokkan tersebut menjadi target investasi utama para investor asing, tetapi kemudian kinerjanya mengecewakan juga.

Waktu peluncuran akronim O’Neill dinilai tidak ideal. Saat ini Turki sedang dilanda kisruh terkait investasi soal korupsi menyusul protes warganya musim panas lalu. Sedangkan situasi politik Nigeria masih rusuh menjelang pelaksanaan pemilu tahun depan. Indonesia yang mencatatkan defisit neraca pembayaran cukup besar sedang mengalami arus modal keluar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Meksiko, Indonesia, Nigeria, dan Turki semuanya adalah negara yang menarik buat investasi. Namun, tidak terlalu berhubungan dengan akronim itu,” ujar Kepala Ekonom JP Morgan Asset Management, Richard Titherington. Dia lebih sepakat jika pengelompokan negara berdasarkan konsep pasar di mana perusahaan-perusahaan di negara menawarkan imbal hasil dividen tertinggi.

Investor di negara-negara BRIC sudah mulai memahami bahwa pertumbuhan ekonomi mungkin tidak selaras dengan keuntungan yang diraih di pasar modal. Beberapa analis mempermasalahkan soal tata kelola perusahaan di negara seperti Rusia dan Cina. Negara-negara BRIC faktanya kinerjanya tidak terlalu baik di indeks MSCI untuk saham berbentuk dolar AS dalam tiga tahun terakhir. Faktanya, kinerja pasar sagam di negara berkembang jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara maju.

ABDUL MALIK

Terpopuler :

Cuaca Ekstrem, Stok Premium Aman Cuma 17 Hari
Menteri Chatib Janji Dana Bencana Gampang Cair
Cara BPK Lacak Permainan Dana Bansos
Ekspor Dilarang, Investasi Smelter Capai Rp 150 Triliun
PLN Padamkan 479 Gardu Akibat Banjir

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

1 hari lalu

Pekerja berada di depan layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu, 26 April 2023. Usai cuti bersama Lebaran 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (26/4) dibuka menguat 60 poin (0,88 persen) ke 6.877. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?


Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

33 hari lalu

Pekerja berada di depan layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu, 26 April 2023. Usai cuti bersama Lebaran 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (26/4) dibuka menguat 60 poin (0,88 persen) ke 6.877. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.


Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

58 hari lalu

Surat Utang Negara adalah surat berharga berupa surat pengakuan utang yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh pemerintah. Berikut ulasannya. Foto: Canva
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.


Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Logo Microsoft terlihat di Los Angeles, California A.S. pada Selasa, 7 November 2017. (ANTARA/REUTERS/Lucy Nicholson/am.)
Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.


Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Tiga pialang memperhatikan pergerakan harga saham di bursa saham Sao Paulo, Brasil, (8/8). Indeks saham di Brasil mengalami penuruanan tajam akibat turunnya peringkat utang Amerika Serikat. AP/Andre Penner
Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas


Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Tamu undangan tengah mencoba fitur New IDX Mobile saat peluncuran New IDX Mobile di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis 13 Juli 2023. IDX Mobile merupakan salah satu layanan BEI dalam bentuk mobile application yang menyediakan data real-time, seperti harga saham, indeks, berita perusahaan tercatat, laporan keuangan, komoditas, dan lainnya. Serta terdapat beberapa fitur antara lain fitur Capital Market Info yang merupakan informasi real-time pergerakan saham di pasar modal, fitur Stock Heatmap menggambarkan visualisasi kinerja saham untuk memudahkan analisis. Tempo/Tony Hartawan
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.


BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

Para tamu undangan menghadiri peluncuran Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 26 September 2023. Pada perdagangan perdana Bursa Karbon, BEI mencatat terdapat 13 transaksi dengan jumlah volume emis yang diperdagangkan mencapai 459.914 tCO2e. Selain itu, jumlah pengguna jasa bursa karbon saat ini baru mencapai 16 perusahaan. Tempo/Tony Hartawan
BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.


2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

Tamu undangan tengah mencoba fitur New IDX Mobile saat peluncuran New IDX Mobile di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis 13 Juli 2023. IDX Mobile merupakan salah satu layanan BEI dalam bentuk mobile application yang menyediakan data real-time, seperti harga saham, indeks, berita perusahaan tercatat, laporan keuangan, komoditas, dan lainnya. Serta terdapat beberapa fitur antara lain fitur Capital Market Info yang merupakan informasi real-time pergerakan saham di pasar modal, fitur Stock Heatmap menggambarkan visualisasi kinerja saham untuk memudahkan analisis. Tempo/Tony Hartawan
2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.


Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Pialang memperhatikan Tampilan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/10/2017).Foto Agung Rahmadiansyah/Tempo
Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.


Ini Kata OJK Soal Evaluasi Perdagangan Bursa Karbon

2 Oktober 2023

Presiden Jokowi beserta jajarannya meresmikan peluncuran Bursa Karbon di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 26 September 2023. Cr: Youtube Indonesia Stock Exchange
Ini Kata OJK Soal Evaluasi Perdagangan Bursa Karbon

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara perihal evaluasi perdagangan bursa karbon selama pekan pertama usai peluncuran.