TEMPO.CO , Surabaya:Tetangga terduga teroris di Surabaya Abdul Majid, Mia, mengatakan pemuda yang rumahnya berdempetan dengan rumahnya itu dikenal sebagai penjual telur puyuh.
“Dia biasa menyuplai telur puyuh ke warung-warung kopi. Harganya seribuan, isinya tiga butir,” kata Mia, Selasa, 21 Januari 2014.
Majid dan temannya, Isnaini Ramdhoni, ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Polri dan Tim Gegana Polda Jawa Timur pada Senin malam kemarin. Polisi menyebut keduanya tengah merancang aksi teror di Jawa Timur. Hal itu dibuktikan dengan temuan bom aktif dan pemicu ledakan, paku, timer dan lain-lain.
Menurut Mia, Majid menggodok telur puyuh pada malam hari untuk kemudian dijual pada pagi harinya. Dia menjual dengan cara dititipkan ke warung-warung kopi yang ada di sekitar kampung Kedungcowek.
Selain berjualan telor puyuh, kata Mia, Majid juga bekerja sebagai pengantar roti pakis pesanan orang. Majid hanya mengantarkan roti-roti tersebut ke alamat yang sudah ditentukan pemilik toko di Jalan Raya Kedungcowek.
Pekerjaan itulah yang dilakukan oleh Majid selama tinggal di Jalan Tanah Merah Sayur I, Kenjeran, Surabaya. Di samping kegiatan tersebut, dia dikenal tekun beribadah. “Yang kami tahu, sehari-hari dia hanya bekerja dan beribadah,” kata Mia.
Di dalam rumah itu Majid tinggal bersama kakak saudara, kakak ipar, beserta keponakannya.
M. SYARRAFAH
Berita lain:
Polisi: Teroris Surabaya Jaringan Poso
Rumah Terduga Teroris Surabaya Dijaga Polisi
Teroris di Surabaya Diduga Menarget Kantor Polisi
Polisi: Bom Teroris Surabaya Siap Ledak
Polisi Tangkap Dua Terduga Teroris di Surabaya