TEMPO.CO, Subang - Puluhan warga Desa Lengkong Jaya, Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang, Rabu siang tadi, 22 Januari 2014, berebut air bersih yang dikirimkan PDAM Subang melalui mobil Pemadam Kebakaran (Damkar). Meskipun Damkar mengirim 12.000 liter air bersih setiap harinya, jumlah itu tidak bisa memenuhi kebutuhan warga korban banjir Subang.
Menurut Zaenal Abidin, 43 tahun, warga Desa Lengkong Jaya, setiap keluarga membutuhkan 300 liter air per hari. "Kami membutuhkan air bersih untuk mandi dan minum," katanya, Rabu, 22 Januari 2013. Kebutuhan tersebut membuat mereka harus berebut air.
Jika tidak mendapatkan air kiriman PDAM, mereka mesti membeli air bersih seharga Rp 2.000 per 4 jerigen air bersih. Pedagang air itu merupakan warga yang mengangkut air secara pribadi. Sebelumnya, Desa Lengkong Jaya tidak bisa dikirimi air karena akses jalan yang terputus banjir.
Menurut koordinator petugas kebakaran Cucu Rahmadi, hingga saat ini pihaknya telah mengirimkan 75.000 liter air bersih pada tiga kecamatan yang mengalami banjir. "Kami keterbatasan jumlah petugas dan mobil Damkar," ujarnya, setelah membagikan air. Dalam sehari, mobil Damkar yang hanya berjumlah dua itu mesti bolak-balik empat kali untuk mengirimkan air.
Sekali angkut, kata Cucu, mobil Damkar bisa membawa 3.000 liter air. Padahal menurut Cucu, debit air yang disediakan PDAM dinilai bisa memenuhi kebutuhan korban banjir. "Masalahnya, lokasi banjir dan gudang air PDAM berjarak 35 kilometer," ujar Cucu.
Banjir melanda 16 kecamatan di Kabupaten Subang sejak Sabtu, 18 Januari 2014 kemarin. Akibatnya, aliran listrik di 16 kecamatan itu mati sehingga warga tidak bisa memperoleh air bersih. Menurut pantauan Tempo, banjir yang mulanya setinggi 3 meter itu kini telah surut menjadi setinggi mata kaki.
PERSIANA GALIH
Berita lainnya:
Akun Instagram Ani Yudhoyono Terpopuler di Dunia
Tingkah Polah 3 Ibu Negara Dunia di Instagram
Marcos Lopes, Bintang Muda Manchester City
Perang Antikorupsi, Pengacara Cina Justru Dibui
Jokowi ke Tebet, Warga: Ingin Lihat Pak Jokowi