TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan tambang terbesar, PT Freeport Indonesia menyatakan sepertiga dari 31 ribu pekerjanya merupakan warga Papua. "Untuk lokasi kami yang berada di Papua," kata Presiden Direktur Freeport Indonesia, Rozik B. Soetjipto, dalam Indonesia Investor Forum 3, Rabu, 22 Januari 2014.
Ia menjelaskan, Freeport telah menyampaikan kondisi tersebut saat menerima undangan dari Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) beberapa waktu silam. Salah satu anggota Wantimpres, Emil Salim menyebut kondisi itu sebagai tindak kriminal. Menurut Emil saat itu, semestinya seluruh pegawai Freeport berasal dari Papua.
Baca Juga:
Menurut Rozik. Freeport sudah memberikan penjelasan mengenai kompetensi pekerja yang dibutuhkan perusahaan. Perusahaan sudah melakukan seleksi dengan prioritas masyarakat setempat.
Rozik menuturkan, Freeport pun telah diminta untuk membuat "roadmap" hingga lima tahun mendatang agar persentase pekerja asli Papua bisa mencapi 45 persen.
MARIA YUNIAR