TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Perlindungan Sosial dan Korban Bencana Alam Margowiyono mengatakan, Kementerian Sosial masih melakukan identifikasi situasi dampak bencana alam di beberapa titik di Indonesia. Identifikasi itu, selain untuk menyalurkan logistik, juga untuk melakukan program rekonstruksi dan rehabilitasi bagi korban bencana.
"Kami berkoordinasi untuk mengidentifikasi dampak sampai status tanggap darurat selesai. Identifikasi berupa jumlah rumah dan wilayah yang rusak akibat bencana," kata Margowiyono ketika dihubungi Tempo, Selasa, 21 Januari 2014. "Identifikasi ini untuk menentukan tindak lanjut berupa rekonstruksi dan rehabilitasi."
Hingga saat ini, Kementerian Sosial sudah menyalurkan bantuan logistik ke berbagai daerah bencana, seperti banjir bandang Manado sejumlah Rp 3,1 miliar, letusan Gunung Sinabung senilai Rp 2,5 miliar, banjir Jakarta sebesar Rp 2 miliar, dan banjir Bekasi sejumlah Rp 700 juta. Sementara banjir di Karawang dan Subang masih dalam proses identifikasi. Bantuan logistik yang disalurkan berupa makanan, pakaian, kebutuhan keluarga, dan peralatan rumah tangga.
Tenaga tanggap bencana, menurut Margowiyono, jumlahnya di seluruh Indonesia ada 27 ribu orang. Mereka tergabung dalam Tagana, Taruna Siaga Bencana. Di Manado, yang membantu korban bencana ada 104 Tagana, bencana Sinabung 70 Tagana, banjir Jakarta 7.000 Tagana, dan wilayah Jawa Barat 1.000 Tagana. Ia mengatakan status tanggap darurat belum diberlakukan secara nasional karena status bencana tersebar di wilayah lokal.
NURUL MAHMUDAH
Berita lainnya:
Akun Instagram Ani Yudhoyono Terpopuler di Dunia
Tingkah Polah 3 Ibu Negara Dunia di Instagram
Marcos Lopes, Bintang Muda Manchester City
Perang Antikorupsi, Pengacara Cina Justru Dibui
Jokowi ke Tebet, Warga: Ingin Lihat Pak Jokowi