TEMPO.CO, Bekasi - Banjir kini melanda warga di pesisir utara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Sebagian wilayah seperti Kecamatan Babelan, Tarumajaya, dan Muaragembong, masih terisolir.
Pantauan Tempo di lokasi banjir, ruas jalan menuju ke tiga wilayah tersebut tergenang air dengan ketinggian yang bervariasi mulai dari 30 sentimeter-1,5 meter. Dari arah Kota Bekasi, wilayah pertama yang dijumpai adalah Kecamatan Babelan, banjir sudah menutup jalan raya sebelum lokasi pengeboran minyak PT Pertamina.
Air di jalan raya kawasan itu setinggi paha orang dewasa, sehingga tidak semua kendaraan bisa melintas. Hanya beberapa mobil dengan roda tinggi, yang umumnya membawa bantuan ke lokasi pengungsian. Sementara Kecamatan Tarumajaya dan Muaragembong, yang berada persisi di pesisir pantai utara belum bisa dijangkau.
Menurut Syafrudin, Sekretaris Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, ada 3.623 kepala keluarga (KK) dari 20 Rukun Tetangga (RT) yang menjadi korba banjir. "Semua mengungsi," kata Syafrudin kepada Tempo, Kamis 23 Januari 2014.
Selain merendam rumah warga, sebanyak 300 hektar area persawasan di wilayah itu terendam. Bibit padi yang baru ditabur para petani telah hanyut, bahkan tampak seperti lautan.
Warga Desa Urip Jaya, Babelan, Marullah, 62 tahun, menjelaskan bahwa warga tidak lagi tinggal di rumahnya sejak 12 hari lalu. "Kalau malam tidur di pengungsian, Pagi harinya baru pulang ke rumah untuk jaga barang-barang," kata dia.
Sebagian warga terutama ibu-ibu, kata dia, mengungsi ke rumah keluarganya yang aman dari banjir, ke tenda pengungsian, ataupun di masjid-masjid. Untuk makan dan minum, mereka masih mengandalkan stok makanan yang semakin menipis. "Kami juga berharap adanya bantuan," katanya.
Hingga saat ini, warga yang menjadi korban banjir di Kecamatan Babelan belum mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bekasi. Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin, juga belum turun ke lokasi banjir.
Menurut Bohor, 53 tahun, warga Desa Muara Bakti, Babelan, warga sangat membutuhkan makanan dan pakaian untuk hanti. Selama banjir, mereka makan apa adanya seperti singkong. "Bantuan masih kurang karena jumlah warga terlalu banyak," imbuhnya.
HAMLUDDIN
Berita Terpopuler:
Apa Kata Megawati Soal Hubungannya dengan SBY?
Benarkah Tenda SBY di Sinabung Rp 15 Miliar?
Empat Petugas Busway Cabuli Penumpang
Megawati Mengaku Sering 'Nonjok' Kiemas
Jurus Tiga Baskom Ahok Jika Sodetan Ditolak