TEMPO.CO, Yerussalem - Israel, Rabu 22 Januari 2014, mengklaim berhasil membongkar sel teror Al-Qaeda yang merencanakan serangan terkoordinasi di negara ini, termasuk pemboman Kedutaan Besar AS di Tel Aviv.
Tiga orang -dua dari Yerusalem dan satu dari Tepi Barat- ditangkap sehubungan dengan plot yang memerintahkan serangan bom bunuh diri ganda yang menargetkan kedutaan dan Jerusalem Convention Center, kata badan intelijen domestik Israel, Shin Bet.
Ini adalah kedua kalinya dalam beberapa bulan terakhir pemerintah mengklaim telah menghentikan serangan Al-Qaeda yang direncanakan oleh militan Palestina, kata media Israel.
Media setempat melaporkan bahwa pada bulan November 2013, pihak berwenang menyatakan tiga warga Palestina yang memiliki hubungan dengan Al Qaeda tewas oleh pasukan Israel dalam tembak-menembak di Tepi Barat.
Badan intelijen Israel juga mencurigai Iyad Halil Mohammad Abu Sara dari Yerusalem Timur sebagai "anggota yang relevan" dari operasi yang dilakukan tiga orang itu.
Abu Sara diduga direkrut oleh Al Qaeda, lalu pergi ke Suriah untuk mengikuti pelatihan dan kembali ke Israel. Di sini, ia berhubungan dengan orang lain yang telah lebih dulu datang dengan menggunakan dokumen palsu Rusia.
Shin Bet tidak mengatakan seberapa jauh ketelribatan Abu Sara terkait pelaksanaan plot ini, namun badan intelijen itu mengklaim menyita file di komputer yang dikirim dari Gaza yang memerintahkan Abu Sara untuk membuat bahan peledak. Abu Sara juga diduga sudah membuat rute ke pusat konvensi dan mengawasi Kedutaan Besar AS.
Mantan intelijen CIA dan kini menjadi analis keamanan nasional Robert Baer mempertanyakan kredibilitas ancaman yang ditimbulkan oleh Abu Sara . "Saya tidak berpikir ancaman itu bisa dipercaya. Ini mungkin lebih sebagai sebuah aspirasi," katanya pada CNN. "Mereka mungkin memiliki rencana di atas kertas dan mengirim orang di sana-sini , tapi Al Qaeda tidak bisa beroperasi di Tepi Barat atau Yerusalem atau Gaza . Hal ini terlalu sulit bagi mereka."
Amerika Serikat masih meneliti kabar yang disampaikan oleh Israel. "Kami sudah kontak dengan pemerintah Israel mengenai ancaman ini. Kami memonitor situasi," kata Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Marie Harf kepada wartawan. "Saya tidak punya alasan untuk tak percaya ini tidak benar. Saya hanya belum memiliki verifikasi yang independen."
CNN | Abdul Manan