TEMPO.CO , Jakarta:Proyek sodetan Ciliwung-Cisadane yang didorong kembali oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membuat pengelola Bandara Soekarno-Hatta was-was. Sebab, proyek ini diperkirakan berimbas pada Bandara terbesar di Indonesia. "Dampaknya Runway utara dan terminal III Bandara akan terendam banjir, " kata Manajer Umum Kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura II Yudis Tiawan, Rabu, 22 Januari 2014.
Yudis mengatakan, kondisi Cisadane saat ini sudah membuat daerah sekitar bandara Soekarno-Hatta terkepung banjir. Air berasal dari luapan sungai terbesar di Tangerang itu." Seperti desa Rawa Burung, Teluknaga, Babakan Asem dan Kebon Cawu sudah terendam banjir," kata Yudis Tiawan.
Jadi, kata Yudis, tanpa disodetpun Cisadane sudah meluap. "Apalagi debitnya ditambah dari Ciliwung," katanya. Sehingga Bandara Soekarno-Hatta mendukung Bupati dan Wali Kota Tangerang yang menolak sodetan tersebut.
Sejak satu pekan terakhir ini wilayah Bandara Soekarno-Hatta dikepung banjir. Di sebelah utara, banjir menggenangi sejumlah desa di kecamatan Kosambi dan Teluk naga. Sementara di selatan bandara kecamatan Benda, kelurahan Kamal dan Tegal Alur. Di bagian barat dan timur bandara banjir terjadi di Sukamandi, Neglasari dan Batu Ceper. "Semua wilayah ini dilewati oleh anak sungai Cisadane," kata Yudis.
Yusdis mengatakan bandara sudah menyalurkan bantuan ke 11 desa dan keluarahan di sekitarnya yang kena banjir. Bantuan berupa beras, mie instan, susu, air mineral, minyak goreng hingga pompa air didistribusikan ke kantor kelurahan dan kantor kecamatan masing-masing.
JONIANSYAH