TEMPO.CO, Bandung - Pabrik obat di Jalan Dian Permai Blok M Nomor 11, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, digrebek polisi, Jumat pagi, 24 Januari 2014. Pabrik yang berlokasi di kompleks pabrik obat PT Himajaya Raya itu diduga memproduksi obat palsu.
"Mulai pukul 08.00 pagi tadi polrestabes menggerebek lokasi pabrik obat palsu di kawasan Dian Permai. Hasilnya ditemukan obat palsu kalsium laktat, merek Carnofen, Voltaren, Arminofein, Somadril Compositum," kata Kepala Polda Jawa Barat Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan saat meninjau lokasi, siang ini.
Dari hasil pemeriksaan, kata dia, obat jenis Voltaren diproduksi 200 ribu butir per hari, Carnofen 100 ribu butir per hari. Aminorfein diproduksi sebanyak 60 ribu butir per hari dan Somadril-Compositum 40 ribu butir per hari. "Ini termasuk produksi skala besar. Produksi obat palsu sudah berlangsung selama dua tahun. Dugaan sementara dipasarkan di wilayah Bandung dan sekitarnya. Apakah masuk apotek atau toko obat masih kami dalami," kata Iriawan.
Dari hasil pemeriksaan, ia melanjutkan, penanggung jawab produksi obat palsu bernama Budi Hartono berlokasi di kompleks PT Himajaya Raya. "Tersangkanya Budi. Dia diancam antara lain dengan Pasal 197 Undang-Undang tentang Kesehatan. Ancaman hukumannya 10 tahun penjara," kata Iriawan.
Pantauan di lokasi, pabrik dan gudang obat yang diduga tanpa izin pemerintah tersebut berada di bagian utara dalam kompleks bergerbang utama warna hijau dengan label Himajaya di badan atasnya. Letaknya tak jauh dari pabrik milik Himajaya Raya.
Pabrik dan gudang tersebut terletak di balik pojok salah satu gudang. Pintu masuknya disamarkan di balik tumpukan bata merah setinggi 5 meter. Untuk menuju pintu tersebut harus menggunakan tangga menaiki tumpukan bata. Untuk melintasi pintu masuk ke ruangan harus menuruni lagi tangga. Bau obat merebak tercium keras, bahkan hingga memerihkan mata begitu melewati pintu masuk.
Tak jauh dari situ, tampak ratusan obat palsu yang sudah dikemas, juga tumpukan karung bahan baku dan stiker kemasan polos. Ratusan tablet Aminorfein, Carnofen, dan Somadril yang dikemas bungkus warna perak. Kalsium laktat dikemas dalam tabung plastik warna putih. Voltaren dalam dus warna kuning.
Gudang bahan obat palsu berada di kiri pintu masuk. Di dalam ruangan ini ditemukan tumpukan ratusan karung bertulisan Ceolus dan Budenheim. Di situ juga ditemukan ratusan helai stiker merek untuk dus Arminofein dan Somadril. Stiker merek ini sempat diacung-acungkan oleh Iriawan kepada wartawan.
Di sebuah ruangan di sayap kiri dalam ditemukan dua mesin manual pembungkus obat. Di depan mesin ini, di atas lantai, berserakan obat palsu Aminorfein yang sudah dikemas. Di satu ruangan paling dalam, kalau bukan ujung bangunan, ditemukan beberapa unit mesin pengadon, pencetak dan pengeringan, juga tumpukan drum warna biru.
Beberapa saat sebelumnya, sekitar pukul 13.30, sebanyak lima perempuan dan dua laki-laki muda yang diduga pegawai pabrik tampak digiring ke luar kompleks pabrik. Mereka lalu masuk ke mobil Avanza hitam D-1512-DC yang dibawa reserse Polrestabes Bandung.
ERICK P. HARDI
Berita Lain:
Ditanya Sodetan, Jokowi: Saya Enggak Bisa Nyodet
Harga Rumah Mewah Sutan Ditaksir Rp 15 Miliar
Begini Tuntutan Pelawak kepada Jokowi
Miliarder Ini Sumbang 10 Bus Transjakarta
Akil Pasang Tarif Miliaran Urus Sengketa