TEMPO.CO, Tangerang - Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah mengatakan luapan Sungai Cisadane menyebabkan erosi yang berdampak pada longsornya tanah yang menimpa rumah warga di Neglasari.
"Rencana sodetan Ciliwung-Cisadane bukanlah hal tepat saat ini. Sebab, yang diperlukan adalah normalisasi Kali Cisadane. Belum disodet saja sudah bikin banjir, apalagi disodet. Kota Tangerang akan kebanjiran lebih parah," kata Arief, Jumat, 24 Januari 2014.
Arief juga mengatakan bersama Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar Zulkarnain dan Wakil Gubernur Banten, Rano Karno, dia sudah mengecek Sungai Cisadane. Menurut dia, tidak mungkin menyodet sungai dalam waktu dekat ini.
"Kami bukannya tidak peduli terhadap musibah banjir yang terjadi di Jakarta, tapi warga Kota Tangerang juga kebanjiran," ujar Arief.
Langkah yang tepat, kata Arief, adalah menormalisasi Sungai Cisadane. Lumpurnya dikeruk dan pintu-pintu airnya diperbaiki, barulah bisa diwacanakan masalah sodetan Ciliwung-Cisadane. Untuk menormalisasi Cisadane dibutuhkan waktu lama. Tidak cukup satu atau dua tahun karena Cisadane cukup panjang dan luas. Selain itu, diperlukan juga normalisasi terhadap anak Kali Cisadane, seperti Kali Cirarab, Kali Sabi dan lainnya.
Beberapa hari lalu Sungai Cisadane meluap hingga ke badan jalan. Tak ayal pemukiman di sekitar daerah aliran sungai terendam hingga 60 sentimeter. Luapan Cisadane juga menyebabkan erosi yang melongsorkan rumah penduduk di Kelurahan Selapajang Neglasari.
AYU CIPTA
Terpopuler:
SBY Tanyakan Soal Harga Tenda Rp 15 M di Sinabung
Rumah Mewah Sutan di Bogor, Siapa Bayar Pajaknya?
Aburizal Pede Kalahkan Jokowi
Harga Rumah Mewah Sutan Ditaksir Rp 15 Miliar