TEMPO.CO, Bantul - Situasi kawasan lokasi wisata dan permukiman nelayan di pesisir selatan Bantul tetap normal pascamuncul getaran gempa berskala 6,5 skala Richter pada Sabtu siang, 25 Januari 2014. Kepala Bagian Operasi Tim Search and Rescue (SAR) Pantai Parangtritis Sugiyono mengatakan ribuan wisatawan tetap memadati kawasan wisata Pantai Parangtritis hingga Sabtu sore. "Sampai Sabtu sore, wisatawan tetap ramai seperti akhir pekan biasanya," katanya saat dihubungi Tempo.
Menurut Sugiyono, ketika gempa yang berpusat di 104 kilometer barat daya Kebumen terjadi pada pukul 12.14 Sabtu siang, sebagian wisatawan berlari menjauh dari pantai. Warga sekitar Pantai Parangtritis yang berada di dalam rumah justru tampak paling panik. "Banyak yang teriak Allahu Akbar dan lari ke jalanan semua. Sebagian wisatawan memang berlari menjauh dari pantai, tapi tidak terlalu panik," kata Sugiyono.
Namun kepanikan itu hanya berlangsung sesaat. Menurut Sugiyono, situasi kembali normal ketika menara Tim SAR Parangtritis mengumumkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BMKG) mengenai tidak adanya ancaman tsunami pascagempa di kedalaman 48 kilometer itu. "Sekitar 15 menit pascagempa, informasi dari BMKG itu sudah kami siarkan lewat menara pengeras suara sekretariat SAR di sini," kata Sugiyono.
Sementara itu, aktivitas warga di permukiman nelayan sekitar Pantai Pandansimo, Bantul, juga tetap normal pascagempa terjadi. Salah satu nelayan di Pantai Pandansimo, Suyanto, mengatakan informasi dari BMKG mengenai tidak adanya ancaman tsunami sudah disiarkan lewat menara suar sepuluh menit pascagempa. "Panik sebentar, tapi warga tenang kembali," kata dia.
Menurut Suyanto, ombak di Pantai Pandansimo saat ini masih setinggi 2-3 meter, sehingga tidak mengganggu nelayan yang melaut. "Nelayan di sini biasa melaut dari pagi sampai sore," kata Suyanto.
Gempa kemarin memang membuat banyak warga di Bantul, yang pernah merasakan efek getaran besar pada 2006 lalu, panik dan berlarian ke luar rumah. Tapi sampai sekarang belum ada informasi kerusakan berarti di Bantul akibat gempa itu. Sebuah dapur dan rumah kosong milik warga di Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, dikabarkan roboh setelah gempa ini terjadi.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Berita terkait
Tsunami 2006 Menjadi Pelajaran Bagi Warga Cilacap
Data Kerusakan Akibat Gempa Kebumen
Gempa Kebumen sampai ke Wilayah Utara Pulau Jawa