TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Unggung Cahyono melaporkan dua permasalahan yang berkaitan dengan lalu lintas kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lewat video teleconference di Taman Bungkul, Surabaya, Jawa Timur.
Dua masalah yang disampaikan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur ialah pelanggaran marka jalan dan kecepatan maksimal kendaraan. Pelanggaran marka jalan yang dilaporkan ialah kendaraan yang seharusnya tidak boleh mendahului tapi tetap mendahului.
Adapun pelanggaran kecepatan maksimal yang diutarakan kepada SBY ialah seringnya bus antarkota yang mengejar waktu, sehingga mereka tidak menghiraukan kecepatan laju kendaraannya. “Dua masalah itu kami laporkan ke Presiden, beserta langkah konkret yang dilakukan Polda Jatim untuk mengatasi persoalah tersebut,” kata Unggung, Ahad, 26 januari 2014.
Langkah taktis yang dilakukan polisi, kata Unggung, di antaranya menjaring kekuatan di daerah-daerah dengan cara membuat pos pantau di lokasi yang rawan kriminalitas, sehingga jika ada kriminalitas, bisa langsung di atasi, termasuk jika ada kecelakaan lalu lintas. “Di Jawa Timur terdapat 495 pos pantau yang berada di lokasi-lokasi rawan kriminalitas,” katanya.
Sebelumnya, Jawa Timur ditunjuk menjadi pelopor program Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas karena termasuk salah satu daerah yang memiliki banyak program keselamatan berlalu lintas. Program ini dianggap sukses karena terbukti dapat menurunkan angka kecelakaan.
Dibanding 2012, tercatat ada penurunan kecelakaan 17 persen pada tahun lalu. Angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas juga menurun 10 persen. "Target Gubernur Jawa Timur, 10 tahun terakhir harus bisa turun 50 persen," kata Unggung.
Mendengar laporan dua masalah tersebut, Presiden SBY menyampaikan terima kasih kepada Kepala Polda, Gubernur Jawa Timur, dan semua jajaran yang membantu mengamankan dan melancarkan lalu lintas di wilayah Jawa Timur. “Kalau sudah aman dan lancar, silakan lanjutkan,” ujar SBY.
M. SYARRAFAH
Berita Terpopuler
KPI Beri Sanksi Pesbukers dan Dahsyat
Kala Butet Memancing Ahok: Mau Jadi RI 1?
Kata Ruhut Ihwal Popularitas Dahlan Iskan
Ruhut: SBY Lagi Terapi Kejut Demokrat