TEMPO.CO, Davos--Ekonomi melingkar (circular economy) bisa mendatangkan uang sebesar US$ 1 triliun per tahun pada 2025, dan menambah 100 ribu pekerjaan baru dalam jangka lima tahun ke depan. Hasil itu bisa diperoleh jika perusahaan-perusahaan fokus untuk mengembangkan lingkaran (circular) rantai pasokan untuk meningkatkan pemanfaatan bahan daur ulang (recycling), penggunaan kembali (reuse) dan pengolahan kembali (remanufacture). Langkah itu akan memaksimalkan nilai manfaat dari material ketika suatu produk mencapai tahap akhir penggunannya.
Kesimpulan itu disampaikan oleh sebuah laporan yang dirilis di Forum Ekonomi Dunia (WEF), di Davos, Swiss, 24 Januari 2014 waktu setempat. Laporan tersebut dikembangkan oleh Ellen MacArthur Foundation dan McKinsey & Company.
Ekonomi melingkar adalah prinsip soal pasokan dan aliran material dikembangkan kembali untuk mengurangi limbah. Hasilnya, biaya lebih hemat, minim fluktuasi harga dan menumbuhkan inovasi dan menciptakan pekerjaan baru. Jika selama ini jalannya rantai pasokan material dianggap linear, maka saat ini paradigma baru adalah bagaimana mengupayakan rantai pasokan melingkar sehingga meminimalkan limbah dan sampah.
Laporan yang berjudul “Towards the Circular Economy” tersebut menganalisis melalui ekonomi melingkar, maka akan mengevaluasi pola konsumsi saat ini sehingga akan membuat proses lebih restoratif. Di mana produk-produk yang didesain dan dipasarkan seperti komponen bisa digunakan kembali berkali-kali. Laporan itu juga menggarisbawahi soal inisiasi forum dan proyek mainstream yang bisa membantu sektor bisnis untuk beralih ke paradigma ekonomi melingkar. Hasilnya model itu menyimpulkan sebanyak US$ 500 juta bisa dihemat dan mencegah adanya 100 juta ton sampah secara global.
“Ekonomi melingkar adalah peluang bagi industri yang tidak bisa dilewatkan. Cara itu bisa mendorong inovasi dan pertumbuhan bisnis dan membantu hubungan baik antara pemasok dan konsumen,” ujar Ketua Kelompok Kingfisher, Sir Ian Cheshire, seperti dilansir laman resmi WEF.
Mempertimbangkan harga komoditas sudah melonjak tiga kali lipat dalam 10 tahun terakhir, maka sektor bisnis dan pemerintah harus mengantisipasi fluktuasi harga. Industri manufaktur bisa memangkas biaya produksinya secara signifikan dengan mengadopsi model bisnis melingkar. Sebagai contoh, biaya material pembuatan telepon genggam bisa ditekan hingga 60 persen dengan menggunakan model tersebut.
ABDUL MALIK
Baca juga:
Wawancara Dave Morin: Bakrie Tak Memiliki Path
Rute Internasional yang Ditembus Citilink
Alasan CEO Path Terima Investasi Bakrie
Kena Banjir? Ini Daftar Tarif Premi Asuransinya