TEMPO.CO, Bandung - Kepala Bidang Mitigasi Bencana Geologi, Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Gede Suantika mengatakan, pemicu gempa bumi itu diduga akibat proses tektonik di zona subduksi, pertemuan antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Australia.
Lempeng Australia itu bergerak menghunjam ke bawah lempeng Eurasia, di mana seluruh wilayah Indonesia berada di lempeng itu. "Gerakan lempeng itu 10 centimeter per tahun," kata dia.
Gede mengatakan, gempa susulan akibat gempa kebumen itu biasanya kekuatannya selalu lebih kecil dari gempa utamanya. Jika muncul gempa dengan kekuatan lebih besar, kemungkinan merupakan gempa utama yang lain yang bisa saja dipicu oleh gempa Kebumen. "Kita baru bisa tahu kalau memang sudah terjadi," kata dia.
AHMAD FIKRI
Berita Terpopuler
Kisah Ahok Menggendong Butet Kartaredjasa
KPI Beri Sanksi Pesbukers dan Dahsyat
Kala Butet Memancing Ahok: Mau Jadi RI 1?
Kata Ruhut Ihwal Popularitas Dahlan Iskan
Gempa Kebumen, Pantai Selatan Jadi Zona Aktif