TEMPO.CO, Surakarta - Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Surakarta telah memeriksa lebih dari 20 ribu pelanggan yang diduga melakukan kecurangan pemakaian listrik. Pejabat humas PLN Surakarta Soeharmanto mengatakan angka ini melebihi target PLN pada 2013 yang akan memeriksa 18.355 pelanggan saja.
“Kami berhasil memeriksa 20.651 pelanggan,” katanya kepada wartawan, Senin, 27 Januari 2014. Dari situ tercatat ada 641 pelanggan yang mencurangi daya listrik, 214 pelanggan mengakali Kwh, dan 201 pelanggan melakukan keduanya.
Dari hasil pemeriksaan itu, PLN Surakarta berhasil mengamankan 5,5 juta Kwh. “Tiap Kwh Rp 700,” ucapnya. Dengan demikian, PLN berhasil menyelamatkan Rp 3,85 miliar. Para pelanggan yang ketahuan curang diminta membayar tagihan listrik yang semestinya dibayar.
Dia mengatakan kebanyakan pelanggar mengaku tidak tahu sudah melakukan kecurangan. Biasanya pelanggan itu sebelumnya mengaku memasang alat bernama kontaktor. “Alat itu bisa mengakali pemakaian daya listrik,” katanya.
Pelanggan mendapatkan alat itu dari oknum yang mengaku pegawai PLN. “Diiming-imingi bisa menghemat tagihan listrik,” ucapnya. Padahal tidak ada alat yang bisa menghemat listrik. Jika ingin hemat listrik berarti harus menghemat pemakaian.
Dia mengaku petugas punya cara mendeteksi kenakalan pelanggan. Misalnya ada pelanggan yang pemakaian listriknya melebihi 720 jam menyala per bulan atau ada yang tagihannya nol rupiah. “Patut dicurigai,” katanya.
Umumnya pelanggan tergoda menggunakan alat ilegal untuk mengakali listrik karena ingin memakai daya listrik yang lebih besar dari yang terpasang di rumahnya. Selain itu, pelanggan tak ingin membayar tagihan listrik yang sudah digunakan.
Dia mengingatkan pencurian listrik tersebut sangat berbahaya. Sebab, metodenya dengan menyuntikkan alat tambahan ke kabel listrik. “Semakin lama, lubang yang terkelupas pada kabel bisa makin lebar. Dan jika terkena air bisa terjadi korsleting,” ucapnya.
Dia meminta pelanggan tidak mudah tergoda dengan alat penghemat tagihan listrik. Juga tidak mudah percaya meski yang menawarkan mengaku pegawai PLN. “Agar hemat tagihan listrik, gunakan listrik seperlunya,” katanya.
UKKY PRIMARTANTYO