Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemprov DKI Disarankan Buat Gorong-gorong Raksasa  

image-gnews
Waduk Pluit sisi Barat dan Utara yang telah bersih dari pemukiman penduduk, (16/1). Warga Pluit dan Muara Baru mulai merasakan dampak normalisasi waduk tersebut, setelah Jakarta dilanda banjir awal minggu ini.  TEMPO/Subekti
Waduk Pluit sisi Barat dan Utara yang telah bersih dari pemukiman penduduk, (16/1). Warga Pluit dan Muara Baru mulai merasakan dampak normalisasi waduk tersebut, setelah Jakarta dilanda banjir awal minggu ini. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Meski mendukung rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun waduk, pengamat tata air Firdaus Ali mengatakan ada alternatif yang lebih baik untuk menangani banjir.

"Kalau saya pribadi, lebih baik lanjutkan proyek Multi Purpose Deep Tunnel saja (gorong-gorong raksasa)," ujar Firdaus Ali kepada Tempo, Senin, 27 Januari 2014. (Baca:Deep Tunnel Dilirik Investor dari Enam Negara)

Multi Purpose Deep Tunnel adalah gorong-gorong raksasa di bawah tanah yang bisa berfungsi baik sebagai saluran air bawah tanah maupun jalan tol.

Rancangan MPDT menunjukkan terowongan yang membentang dari Balai Kambang sampai Pluit itu memiliki panjang mencapai 26 kilometer, panjang lajur jalan 23 km dan diameter 12 meter. Adapun MPDT bisa mengalirkan 117 meter kubik per detik.

Proyek ini sempat direncanakan akan berlangsung dalam bentuk kerja sama antara pemerintah pusat dan Pemerintah provinsi DKI Jakarta. Namun, hingga sekarang tak ada kejelasan kelanjutan proyek ini.

Firdaus mengatakan, alasan dia lebih memilih MPDT bukan karena ia salah satu penggagasnya. Ia mengaku lebih memilih proyek MPDT karena proyek itu bisa mendanai operasionalnya sendiri. (Baca: Banjir Jakarta, Penambahan Waduk Wajib)

Dengan MPDT, kata Firdaus, pengiklan bisa diundang untuk memasang iklan di dinding terowongan kendaraan. Uang dari pengiklan selanjutnya digunakan untuk operasional dan perawatan. "Kalau waduk ya diam saja, enggak bisa mendatangkan uang," ujar Firdaus singkat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski lebih memilih MPDT, Firdaus tak memungkiri bahwa peran waduk-waduk baru penting. Apalagi, jumlah ruang terbuka baru di Jakarta sekarang hanya 1,9 persen dari minimal 5 persen. "Tapi ya bangun sebanyak-banyaknya, jangan sedikit."

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan Pemprov DKI Jakarta akan membangun sejumlah waduk baru. Beberapa di antaranya di Marunda, Rorotan, dan Pantai Indah Kapuk.

ISTMAN MP

Berita Terpopuler
Ahok: Bawah Tanah Jakarta Dobel Semrawut
Metro Mini Tubruk Tiga Motor di Cawang Kompor
Rohaeti dan 3 Anaknya Tidur di Kolong Truk TNI 
Tiga Kelemahan Sumur Resapan Jokowi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

8 hari lalu

Bank DKI. Instagram/@bank.dki
63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.


Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

15 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 24 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

Curah hujan tinggi dan luapan sungai memicu banjir Jakarta. Permukiman dan ruas jalan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat terendam.


Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

22 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 24 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.


Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

24 hari lalu

Sejumlah pengendara menerobos banjir yang merendam kawasan Daan Mogot, Jakarta, Jumat 22 Maret 2024. Intensitas hujan yang tinggi membuat banjir setinggi 10-30 cm yang merendam di kawasan tersebut. TEMPO/Fajar Januarta
Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.


Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

35 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan dan menghambat aktivitas warga yang hendak pergi kerja. TEMPO/Tony Hartawan
Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

BPBD DKI Jakarta memperingatkan perihal peningkatan status siaga genangan akibat hujan lebat di beberapa wilayah.


Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

44 hari lalu

Ilustrasi kereta MRT (Mass Rapid Transit) di Jakarta, Indonesia.
Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?


Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

45 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan. TEMPO/Tony Hartawan
Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

Berikut wilayah terdampak banjir Jakarta dan dugaan faktor penyebabnya.


Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

47 hari lalu

Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.


Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

48 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan. TEMPO/Tony Hartawan
Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

Cuaca Jakarta berpotensi hujan pada hari ini dan besok. Waspada banjir Jakarta seiring perkiraan hujan ekstrem sepekan ke depan.


Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

49 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan dan menghambat aktivitas warga yang hendak pergi kerja. TEMPO/Tony Hartawan
Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

Saat ini, hujan dengan intensitas 150 milimeter per hari sudah dapat membuat banjir Jakarta karena kapasitas drainase menurun.