TEMPO.CO, Jakarta - Meski mendukung rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun waduk, pengamat tata air Firdaus Ali mengatakan ada alternatif yang lebih baik untuk menangani banjir.
"Kalau saya pribadi, lebih baik lanjutkan proyek Multi Purpose Deep Tunnel saja (gorong-gorong raksasa)," ujar Firdaus Ali kepada Tempo, Senin, 27 Januari 2014. (Baca:Deep Tunnel Dilirik Investor dari Enam Negara)
Multi Purpose Deep Tunnel adalah gorong-gorong raksasa di bawah tanah yang bisa berfungsi baik sebagai saluran air bawah tanah maupun jalan tol.
Rancangan MPDT menunjukkan terowongan yang membentang dari Balai Kambang sampai Pluit itu memiliki panjang mencapai 26 kilometer, panjang lajur jalan 23 km dan diameter 12 meter. Adapun MPDT bisa mengalirkan 117 meter kubik per detik.
Proyek ini sempat direncanakan akan berlangsung dalam bentuk kerja sama antara pemerintah pusat dan Pemerintah provinsi DKI Jakarta. Namun, hingga sekarang tak ada kejelasan kelanjutan proyek ini.
Firdaus mengatakan, alasan dia lebih memilih MPDT bukan karena ia salah satu penggagasnya. Ia mengaku lebih memilih proyek MPDT karena proyek itu bisa mendanai operasionalnya sendiri. (Baca: Banjir Jakarta, Penambahan Waduk Wajib)
Dengan MPDT, kata Firdaus, pengiklan bisa diundang untuk memasang iklan di dinding terowongan kendaraan. Uang dari pengiklan selanjutnya digunakan untuk operasional dan perawatan. "Kalau waduk ya diam saja, enggak bisa mendatangkan uang," ujar Firdaus singkat.
Meski lebih memilih MPDT, Firdaus tak memungkiri bahwa peran waduk-waduk baru penting. Apalagi, jumlah ruang terbuka baru di Jakarta sekarang hanya 1,9 persen dari minimal 5 persen. "Tapi ya bangun sebanyak-banyaknya, jangan sedikit."
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan Pemprov DKI Jakarta akan membangun sejumlah waduk baru. Beberapa di antaranya di Marunda, Rorotan, dan Pantai Indah Kapuk.
ISTMAN MP
Berita Terpopuler
Ahok: Bawah Tanah Jakarta Dobel Semrawut
Metro Mini Tubruk Tiga Motor di Cawang Kompor
Rohaeti dan 3 Anaknya Tidur di Kolong Truk TNI
Tiga Kelemahan Sumur Resapan Jokowi