TEMPO.CO, Banyuwangi - Koordinator Migrant Care Anis Hidayah mendesak Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk memastikan kondisi Sihatul Alfiyah, 24 tahun, tenaga kerja wanita asal Banyuwangi, Jawa Timur, yang diduga dianiaya majikannya di Taiwan hingga koma selama empat bulan.
"Informasinya simpang siur, apakah Sihatul dirawat di rumah sakit atau di panti jompo," kata Anis saat dihubungi Tempo, Selasa, 28 Januari 2014. Menurut Anis, awalnya Sihatul dirawat tenaga medis Chi Mei Medical Centre di Liouying, Taiwan. Hasil diagnosis memperlihatkan ada luka pada bagian belakang kepala Sihatul akibat benturan benda tumpul. Sihatul koma selama satu bulan di rumah sakit itu.
Kemudian ada laporan bahwa Sihatul, yang tak mampu bergerak dan berbicara, saat ini dirawat di suatu tempat di Min An Road, Distrik Baihe, Kota Tainan. Sihatul disebut menempati kamar nomor 1. Namun kabarnya tempat tersebut bukan rumah sakit, melainkan panti jompo.
Kasus dugaan kekerasan terhadap Sihatul ini, kata Anis, sudah diselidiki oleh kepolisian setempat setelah organisasi buruh migran di Taiwan melaporkan kasus ini. Menurut Anis, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi juga harus menindak PT Sinergi Bina Karya, perusahaan yang memberangkatkan Sihatul ke Taiwan. Sebab, dalam kontrak kerjanya, Sihatul disebut akan dipekerjakan sebagai perawat orang tua. Namun nyatanya Sihatul bekerja sebagai buruh peternakan sapi.
Suami Sihatul, Suhandi, sejak Senin, 27 Januari 2014, berada di Jakarta untuk memperjuangkan nasib istrinya. Suhandi mengatakan sudah bertemu dengan sejumlah anggota DPR RI serta pejabat Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Suhandi menginginkan pemerintah menjamin perawatan istrinya hingga sembuh dan bisa dibawa pulang ke Indonesia. "Saya berharap istri saya segera pulih," ujarnya.
Baca Juga:
Sihatul berasal dari Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi. Di Taiwan, Sihatul harus mengurus 300 sapi perah seorang diri, mulai memberi pakan, membersihkan kandan, hingga memerah susu. Dia harus memulai pekerjaan berat itu sejak pukul tiga dinihari hingga sepuluh malam. "Hanya istirahat sebentar di siang hari," ucap ibu kandung Sihatul, Sutiah.
Pekerjaannya sebagai buruh peternakan sapi perah di Tainan City, Taiwan, ternyata harus berakhir tragis di rumah sakit. Sejak 22 September 2013, ibu satu anak itu terbaring koma setelah mengalami siksaan oleh majikannya.
IKA NINGTYAS