TEMPO.CO , Jakarta: Pengamat transportasi dari Universitas Indonesia Ellen Tangkudung menyarankan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) bandara Halim Perdanakusuma sebaiknya dilengkapi dengan simulasi keadaan lalu lintas. Simulasi tersebut, kata dia, bertujuan anggaran penerapan kajian amdal tepat guna.
"Jangan sampai terlanjur mengeluarkan uang tetapi hasilnya tak mengurangi kemacetan," kata Ellen saat dihubungi, Selasa, 28 Januari 2014.
Ellen menuturkan pihak terkait seperti PT Angkasa Pura II, Dinas Perhubungan, dan Direktorat Lalu Lintas juga membuat prediksi perhitungan penambahan jumlah penumpang saat dua maskapai lain beroperasi pada bulan Februari dan Maret mendatang. Pada bulan itu, ada beberapa rute penerbangan yang akan pindah ke Bandara Halim Perdanakusuma dari maskapai Garuda Indonesia dan Airasia.
Perhitungan penambahan volume kendaraan, kata Ellen, juga merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh instansi terkait. Alasannya, bertambahnya maskapai yang beroperasi di Bandara Halim berarti ada kemungkinan bertambahnya jumlah pengantar.
Perhitungan ini, ujarnya, lalu dapat dijadikan dasar pertimbangan simulasi lalu lintas yang direkomendasikan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya. "Gabungan dari kajian dan simulasi akan menghasilkan kesimpulan yang menyeluruh," kata Ellen.
LINDA HAIRANI