TEMPO.CO, Jombang - Perbukitan hutan jati yang longsor di Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Jombang, Jawa Timur, Selasa, 28 Januari 2014, bukan lahan hutan jati milik Perum Perhutani. "Tapi lahan hutan rakyat milik masyarakat yang ditanami jati," kata Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Avid Rollick Septiana saat dihubungi Tempo, Kamis, 30 Januari 2014.
Lokasi perbukitan yang longsor memang berdekatan dengan hutan milik Perhutani, tepatnya di Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Gempol, Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gedangan, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jombang. Jarak lokasi longsor dengan lahan Perhutani sekitar 200 meter.
Menurut Avid, jika melihat kondisi lahan berupa perbukitan curam seperti itu seharusnya tidak ditanami kayu-kayuan seperti jati. "Seharusnya ditanami pohon-pohon yang bisa mengikat tanah seperti bambu," ujarnya.
Namun, menurut dia, penyebab longsor itu resultan atau multifaktor. Bisa dipengaruhi curah hujan, jenis tanah, penutupan lahan, dan lain-lain.
Meski lokasi bencana tidak berada di lahan Perhutani, Perhutani juga menerjunkan tim sukarelawan. Selain itu, karyawan Perhutani menghimpun donasi berupa pakaian dan bahan makanan yang disumbangkan ke keluarga korban.
Baca Juga:
Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko menyatakan bahwa bukit dan rumah warga yang terkena longsor bukan lahan milik Perhutani. "Tanahnya milik masyarakat dan sudah bersertifikat," ujar Nyono.
Untuk mencegah longsor serupa di daerah setempat, Pemerintah Kabupaten Jombang akan merelokasi puluhan rumah yang masih berdiri di sekitar kawasan perbukitan setempat. "Akan direlokasi di tempat lain dan masih di Desa Ngrimbi," ucapnya. Kebijakan dan teknis relokasi itu juga melibatkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, pemerintah pusat, dan Perhutani.
Longsor di daerah setempat menelan 14 korban jiwa. Tujuh di antaranya sudah ditemukan dan tujuh lainnya masih dalam pencarian. Selain tanah, material yang ikut longsor adalah bebatuan ukuran besar dan pohon jati usia muda.
ISHOMUDDIN
Berita lain:
Alasan Menteri Zulkifli Menolak Tampil di TV
Banjir Bekasi, Kompleks Dosen IKIP Tenggelam
Katulampa 230 cm, Jakarta Banjir Lagi Pagi ini
Duda Satu Anak Setubuhi Siswi SMP hingga 10 Kali
Bali Bentuk Sukarelawan 'Semeton Jokowi'