TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Maruarar Sirait tak mau berkomentar perihal isu pengunduran diri Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Menurut dia, DPP PDIP akan mempelajari terlebih dahulu kebenaran isu ini. "Jika ada masalah, kami harap bisa segera diselesaikan," kata dia kepada Tempo, Kamis, 30 Januari 2014.
Sejak pelantikan Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana, Tri Rismaharini absen di kantornya. Risma hanya mengirim surat kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Mochammad Machmud menyatakan dirinya berhalangan hadir karena sakit.
Beredar isu Risma tak sependapat jika Wisnu menjadi wakilnya. Risma diduga berseberangan paham dengan Wisnu, yang juga Ketua DPC PDIP Surabaya. Sebab, Wisnu pernah menginisiasi pemakzulan Risma pada 2011.
Isu pun berlanjut ketika Risma, yang hampir sepekan absen, diduga melayangkan surat pengunduran diri meski sudah dibantah oleh Sekretaris Kota Surabaya Hendro Gunawan.
Maruarar mengaku tak tahu kabar Risma sakit. Dia mengatakan terakhir menelepon Risma pada pekan lalu. Jika Risma benar sakit, Maruarar mendoakan agar ia cepat sembuh. Meski begitu, Maruarar tak mau berkomentar tentang dugaan ketidakcocokan antara Risma dan Wisnu. Partai berlambang kepala banteng itu lagi-lagi akan mempelajari duduk persoalan yang sebenarnya.
Maruarar memandang Risma sebagai salah satu pemimpin daerah terbaik di Indonesia, bersih, jujur, dan mampu memotivasi warganya untuk menjadi lebih baik. "Risma bukan hanya aset partai, tapi aset bangsa," kata dia. "Risma sejajar dengan pemimpin daerah top lain, seperti Joko Widodo dan Ahok (Basuki Tjahaja Purnama)."
INDRA WIJAYA