TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan alat penjernih air dibagikan ke 35 kelurahan di DKI Jakarta yang terdampak banjir. Alat penjernih tersebut dapat digunakan untuk merubah air kotor menjadi air layak pakai. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengusulkan alat tersebut agar masuk e-catalogue.
"Ini bisa dimasukan ke e-catalogue," kata Ahok di Taman Kota Waduk Pluit Kamis 30 Januari 2014. Hal itu diungkapkannya setelah Ahok melihat cara kerja alat tersebut yang bisa membuat jernih air kotor di Waduk Pluit menjadi jernih.
Menanggapi hal tersebut, Walikota Jakarta Utara Heru Budihartono sepakat atas hal tersebut. "Nanti ditaruh di masing-masing kelurahan dan kecamatan," kata dia. Alat tersebut bisa ditaruh di sejumlah titik yang mudah di akses warga dan bisa digunakan bersama.
Menurut dia, ketersediaan alat tersebut bisa membantu warga untuk memenuhi air bersih saat musim banjir dan kemarau. Saat kemarau, alat ini bisa digunakan untuk menghemat penggunaan air. "Air PAM biar buat minum, air dari alat ini bisa buat kebutuhan lain," kata dia.
Alat penjernih air ini merupakan bagian dari CSR salah satu bank BUMN. Kepala Sub bagian Bencana Biro Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Andi Firdaus mengatakan, saat ini ada 115 kelurahan di DKI Jakarta yang memerlukan alat penjernih air. "Namun saat ini baru 35 kelurahan yang menerima," kata dia. Diharapkan, ke depan secara bertahap kelurahan yang membutuhkan dapat menerimanya.
NINIS CHAIRUNNISA
Berita Terpopuler:
Ibas Takut Komentari Anas Urbaningrum
PDIP: Wali Kota Risma Tak Boleh Mundur
Banjir di Jakarta Hari Ini Diperkirakan Jam 8-10
Katulampa 230 Cm, Jakarta Banjir Lagi Pagi Ini
Anas Simpan Aset Rp 2 Triliun di Singapura?