Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indonesia Kembali Ikuti Ajang Hemat Bahan Bakar  

image-gnews
Tim perancang mobil balap Mushika Formula ITB, merakit mesin dan cover body kendaraan di Labtek Mesin Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat, Senin (6/8). Tim memanfaatkan mesin sepeda motor sport Honda CBR 600 cc yang dimodifikasi untuk mengikuti lomba mobil balap rancangan mahasiswa di Jepang. TEMPO/Prima Mulia
Tim perancang mobil balap Mushika Formula ITB, merakit mesin dan cover body kendaraan di Labtek Mesin Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat, Senin (6/8). Tim memanfaatkan mesin sepeda motor sport Honda CBR 600 cc yang dimodifikasi untuk mengikuti lomba mobil balap rancangan mahasiswa di Jepang. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Rakata dari Institut Teknologi Bandung optimistis bisa memperbaiki catatan pada Shell Eco-Marathon 2014 yang digelar di Manila, Filipina, pada 6-9 Februari 2014 mendatang.

Berlaga di kategori prototype, Rakata yang menerjunkan mobil Rakata V3 menargetkan bisa menempuh jarak sejauh 600 kilometer dalam 1 liter bahan bakar. Dua tahun lalu, dalam pelaksanaan Shell Eco-Marathon 2012 di Kuala Lumpur, Malaysia, mereka hanya menempuh 291 kilometer dalam 1 liter bahan bakar.

"Kali ini, kami menargetkan 600 kilometer. Kami telah mempersiapkan mobil ini selama enam bulan," kata Habib Suryo, Manajer Tim Rakata, Jumat, 31 Januari 2013.

Mobil Rakata V3 akan menggunakan bahan bakar etanol, yang masih jarang digunakan di Indonesia. "Sekaligus wujud perkenalan bahan bakar alternatif (etanol) juga kepada publik," ujarnya.

Rakata bukan satu-satunya tim asal Indonesia yang berlaga dalam Shell Eco-Marathon 2014. ITB juga akan diwakili Cikal Diesel yang turun di kategori urban concept atau mobil yang menyerupai mobil yang berada di pasaran.

"Kami menggunakan bahan bakar biodiesel, karena melihat bahwa Indonesia adalah salah satu penghasil kelapa terbesar di dunia yang merupakan bahan baku biodiesel," ujar Manajer tim Cikal, Felix Jonathan.

Selain dua tim asal ITB tersebut, Indonesia juga diwakili sebelas universitas lain. Total, Indonesia mengirimkan 18 tim dari 12 universitas. Selain ITB, juga terdapat tim asal Universitas Sumatera Utara, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Politeknik Negeri Pontianak, Politeknik Negeri Jakarta, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Sebelas Maret, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Surabaya, Politeknik Technical Education Develpoment Center Bandung, dan Institut Sains 7 Teknologi AKPRIND.

Sejauh ini, tim Indonesia cukup berhasil di ajang cipta kendaraan paling hemat bahan bakar tersebut. Pada 2010, mobil berbahan bakar etanol karya Tim Exia ITB sukses memenangkan kategori People Choice Award atau tim yang paling populer dengan perolehan suara lebih dari 65.000.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada 2011, giliran mobil karya tim Cikal ITB yang berhasil memenangkan Gasoline Fuel Award. Lalu, pada 2012, tim Cikal Cakrasvarna ITB juga berhasil keluar sebagai juara pertama di kategori urban concept dengan bahan bakar bensin.

Berikut ini tim-tim Indonesia yang tampil dalam Shell Eco-Marathon 2014:
1. Universitas Indonesia (Nakoela dan Sadewa)
2. Universitas Sumatera Utara (Horas Mesin dan Horas USU)
3. Institut Teknologi Bandung (Cikal Diesel dan Rakata Team)
4. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS Team II dan ITS Team V)
5. Politeknik Negeri Pontianak (Mesin Polnep Diesel Team dan Mesin Polnep Team V)
6. Politeknik Negeri Jakarta (Gladiator II PNJ dan Nusa Kencana PNJ Team)
7. Universitas Negeri Jakarta (Batavia Generation Team)
8. Universitas Sebelas Maret (Bengawan Team II)
9. Universitas Brawijaya (APATTE 62 Team)
10. Universitas Negeri Surabaya (Bima Cakrawangsa Team)
11. Politeknik Technical Education Development Center Bandung (Cimahi II Team)
12. Institut Sains & Teknologi AKPRIND (Mesin AKPRIND I)

ARIE FIRDAUS

Berita Terpopuler
KPK Tangkap Buron Anggoro 'Cicak-Buaya'?  
Jadi Saksi, Akil Mochtar Gertak Pengacara  
JK Sibuk Cari Amplop Honor dari KPK  
Anggoro 'Cicak-Buaya' Ditangkap di Shenzhen

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Manfaat Bioetanol, Bisa Mengurangi Emisi

10 Juni 2023

Ilustrasi emisi karbon. Pexels/Elina Araja
4 Manfaat Bioetanol, Bisa Mengurangi Emisi

Bioetanol, sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang menjanjikan, muncul sebagai bahan bakar alternatif.


DKI Bakal Olah 2.000 Ton Sampah di Bantargebang per Hari Jadi Bahan Bakar

21 Februari 2022

Foto udara TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, 24 September 2021. Pemprov DKI Jakarta menyiapkan lahan baru seluas 7,5 hektare sebagai upaya menampung jumlah sampah yang telah mencapai ketinggian 50 meter, sehingga nantinya total luas lahan TPST menjadi 117,5 hektare. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
DKI Bakal Olah 2.000 Ton Sampah di Bantargebang per Hari Jadi Bahan Bakar

Pemprov DKI Jakarta akan mengolah 2.000 ton sampah setiap hari yang ada di TPST Bantargebang menjadi 750 ton bahan bakar alternatif.


Mobil Balap Porsche di Le Mans Pakai Bahan Bakar Terbarukan, Mesinnya Twin-Turbo

29 Januari 2022

LMDH Porsche. tracednews.com
Mobil Balap Porsche di Le Mans Pakai Bahan Bakar Terbarukan, Mesinnya Twin-Turbo

Baik Porsche maupun Audi akan menggunakan sasis Multimatic pada mobil balap LMDh masing-masing. Mesin hybrid V8 twin-turbo diuji di Weissach.


RDF Cilacap Mampu Olah Sampah 140 Ton Sehari, Hasilkan Energi Terbarukan

3 Maret 2021

RDF Jeruk Legi Kabupaten Cilacap mampu mengolah sampah hingga 140 ton dalam sehari. Kredit: Twitter/Ditjen Cipta Karya
RDF Cilacap Mampu Olah Sampah 140 Ton Sehari, Hasilkan Energi Terbarukan

Pakar teknologi lingkungan ITB Enri Damanhuri menyebut RDF cocok untuk pengelolaan sampah di Indonesia.


Maskapai KLM Belanda Terbangkan Pesawat dengan Bahan Bakar Kerosin Sintetis

9 Februari 2021

Pesawat KLM terlihat diparkir di Bandara Schiphol di Amsterdam, Belanda, 2 April 2020. [REUTERS / Piroschka van de Wouw / File Photo]
Maskapai KLM Belanda Terbangkan Pesawat dengan Bahan Bakar Kerosin Sintetis

Maskapai penerbangan Belanda, KLM, menjadi yang pertama menerbangkan pesawat dengan campuran bahan bakar kerosin sintetis dari Amsterdam ke Madrid.


Kementerian Lingkungan Hidup Kembangkan Bioethanol dari Nira Aren

10 Maret 2017

ilustrasi bahan bakar nipah
Kementerian Lingkungan Hidup Kembangkan Bioethanol dari Nira Aren

Bioethanol nira aren sangat prospektif dan sangat membantu masyarakat perdesaan memenuhi bahan bakar rumah tangga.


Menteri Darmin: NTB Bisa Jadi Sentra Bioetanol

11 Februari 2017

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution usai rapat koordinasi membahas harga gas industri di Gedung Kemenko Perekonomian, 4 Oktober 2016. Tempo/Richard Andika
Menteri Darmin: NTB Bisa Jadi Sentra Bioetanol

Riset pengembangan biosolar dengan mencampurkan solar dengan hasil olahan kelapa sawit sudah dilakukan di Indonesia barat.


PT Enero Tagih Janji Pertamina Serap Produksi Bioetanol

9 September 2015

ilustrasi bahan bakar nipah
PT Enero Tagih Janji Pertamina Serap Produksi Bioetanol

Sambil berharap serapan bioetanol oleh Pertamina, PT Enero menandatangani kontrak dengan PT Total Oil Indonesia yang akan membeli 135 ribu liter/tahun


PTPN X Jual Bioetanol ke Total Oil

1 September 2015

ilustrasi bahan bakar nipah
PTPN X Jual Bioetanol ke Total Oil

PTPN X optimistis bioetanol makin menarik perhatian pasar.


Pertalite Hadir untuk Memberikan Pilihan yang Lebih Banyak

15 Juli 2015

Petugas SPBU melayani pembeli bensin, para petugas tidak terlihat terganggu ketika mengunakan pakaian adat Jawa ketika bertugas. Sukoharjo, Jawa Tengah, 21 April 2015. TEMPO/Bram Selo Agung
Pertalite Hadir untuk Memberikan Pilihan yang Lebih Banyak

Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite hadir untuk memberikan pilihan yang lebih banyak