TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan somasi yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku pemangku amanat merupakan langkah yang salah alamat. Apalagi obyek yang disomasi, dia menambahkan, adalah kritik dan kontrol sosial yang kemudian dianggap fitnah.
"Alangkah lucu, ada presiden yang mensomasi rakyatnya," kata Din saat ditemui di kantornya, Jumat, 31 Januari 2014. Somasi SBY, dia melanjutkan, sama halnya dengan upaya membungkam demokrasi.
Menurut tokoh asal Sumbawa tersebut, Presiden Yudhoyono juga menunjukkan sikap yang tak demokratis. "Somasi SBY merupakan simbol dari kepemimpinan yang represif dan otoriter," ujar Din, 55 tahun. Teguran dari presiden kepada rakyatnya, dia mengimbuhkan, bisa menjadi senjata makan tuan. "Somasi adalah gejala dari psikologi panik dan bukan sifat negarawan."
Din memberikan sokongan moral kepada mereka yang disomasi Presiden. "Kalau perlu kita somasi balik Yudhoyono agar ramai," kata lulusan Pondok Pesantren Gontor ini. (Baca: 200 Pengacara Bela Korban Somasi SBY)
Sebelumnya, pengacara keluarga SBY, Palmer Sitomorang, mensomasi Rizal Ramli, Sri Mulyono, dan Fahri Hamzah. Palmer cs menemukan tulisan dan pernyataan mereka yang diduga menyebarkan fitnah melalui sarana media, Internet, dan media sosial.
Palmer mengirimkan somasi kepada Rizal atas fitnah barter antara pengangkatan Boediono sebagai wakil presiden dan kebijakan dana talangan Bank Century. Nama Rizal didapatkan Palmer cs melalui mesin pelacak khusus dari data media cetak, online, dan media sosial.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Berita Terpopuler
KPK Tangkap Buron Anggoro 'Cicak-Buaya'?
Jadi Saksi, Akil Mochtar Gertak Pengacara
Aib Dibuka Mantan Kawan, Farhat Abbas Membalas
Farhat Abbas Minta Nia Mengingat Jasanya