TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menggelar pertemuan tertutup dengan Bacharuddin Jusuf Habibie di kediaman Presiden Ketiga Republik Indonesiai tersebut di Jalan Patra Kuningan XIII 5, Jakarta, Jumat, 31 Januari 2014. Pertemuan itu membahas situasi terkini Indonesia, termasuk situasi politik menjelang Pemilu 2014.
Kegiatan di rumah Ketua Dewan Kehormatan ICMI ini dihadiri beberapa tokoh, di antaranya Jimly Asshiddique, Priyo Budi Santoso, dan Ali Mochtar Ngabalin. "Kebetulan kami melewati tahun politik yang krusial, maka ICMI sepakat melakukan langkah-langkah politik luhur," kata Priyo sebelum pertemuan.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu menjelaskan politik luhur yang dimaksud adalah menempatkan ICMI sebagai organisasi yang terus menyerukan politik yang bersih dan tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. "Apalagi menjadi ajang untuk perebutan kekuasaan," katanya.
Habibie mengatakan ICMI didirikan untuk membentuk manusia melalui proses kebudayaan yang berkualitas tinggi. Karena itu, ICMI kerap menjadi pelopor kemajuan bangsa. "Yang salah satu programnya bagaimana bersinergi dalam kehidupan itu cukup penting," ujarnya.
Mantan Menteri Riset dan Teknologi Era Orde Baru itu mengatakan masyarakat saat ini membutuhkan proses yang memberi niliai tambah bagi dirinya, baik dari segi kebudayaan, nilai keimanan, serta ilmu pengetahuan. "Kalau semua ini bisa bersinergi positif, kita semua akan memiliki manusia-manusia yang produktivitasnya tinggi," kata dia.
TRI SUHARMAN
Berita Terpopuler
KPK Tangkap Buron Anggoro 'Cicak-Buaya'?
Jadi Saksi, Akil Mochtar Gertak Pengacara
Aib Dibuka Mantan Kawan, Farhat Abbas Membalas
Farhat Abbas Minta Nia Mengingat Jasanya