TEMPO.CO, Jakarta - Sepanjang pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan cenderung melemah. Namun, dua hari di akhir pekan, indeks sempat menanjak. "Bertengger di zona hijau dalam dua hari tadi belum dapat membayar lunas penurunan yang terjadi sejak awal pekan," kata Reza dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 1 Februari, 2014..
Menurut dia, tertahannya gerak IHSG dipicu laju bursa Asia yang terpengaruh melemahnya bursa Amerika dan Eropa. Pelemahan tersebut terjadi setelah muncul rilis hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang memutuskan untuk kembali memangkas US$ 10 miliar dana stimuslis moneter atau tappering off menjadi US$ 65 miliar per bulan.
Bursa saham Amerika menghijau setelah sehari sebelumnya sempat melemah usai The Fed merilis hasil pertemuan yang kembali mengurangi stimulus pada bulan ini. Merespons rilis tersebut, bursa saham Asia juga terperosok setelah pelaku pasar kembali melakukan aksi jual.
Adapun laju nilai tukar rupiah masih lemah sepanjang pekan kemarin. Pada awal pekan, rupiah melanjutkan pelemahan terimbas menyusutnya nilai mata uang regional dan emerging market lainnya. Hal tersebut dikarenakan adanya aksi jual massif dengan makin dekatnya pertemuan FOMC untuk membahas kemungkinan dilakukannya tappering off lanjutan. Pada akhir pekan rupiah kembali turun setelah menanggapi rilis hasil FOMC. "Laju rupiah berada di bawah support Rp 12188. Rupiah ada di kisaran Rp 12276-12128 (kurs tengah BI)," kata Reza.
FAIZ NASHRILLAH
Berita lain:
Penjualan Tablet Melonjak
Semua Boleh Pakai Foto Gus Dur, Kecuali Partai Ini
Llorente Antusias Sambut Kedatangan Osvaldo
Murry Wafat Koes Plus Tersisa Yon dan Yok Koeswoyo
Jokowi 'Corat-coret' Direksi PT Transjakarta