TEMPO.CO, Jakarta - Tiga hari yang lalu sebelum Murry meninggal, sang istri, Yanti Nurhayanti, sempat bermimpi aneh. Namun, Yanti tidak menyadari bahwa itu adalah firasat perginya sang suami pada Sabtu, 1 Februari 2014.
"Tiga hari yang lalu, saya sempat bermimpi menjahitkan baju berwarna hitam dan merah untuk Mas Murry. Saya juga sempat menanyakan arti mimpi tersebut ke Mas Murry. Namun, dia menyakinkan mimpi itu hanya menjadi angin lalu saja," Yanti menjelaskan saat ditemui di rumah duka.
Menurut Yanti, Murry adalah orang yang sabar. Sang suami, disebutnya, tidak pernah menyakiti hatinya. Di saat konser atau bepergian ke mana-mana, Murry juga selalu membawa serta istrinya itu. "Kemarin malam pun sempat jalan dan makan bersama," katanya.
Komunikasi terakhir antara Murry dan Yanti terjadi tadi pagi. "Mas Murry minta saya untuk mematikan AC karena beliau kedinginan," katanya. Menurut Yanti, Murry sempat batuk-batuk dan mengalami kejang. Ia sempat jatuh dalam pelukan Yanti sebelum tak sadarkan diri.
"Saya mikirnya beliau pingsan sehingga langsung kami bawa ke rumah sakit," ucap Yanti sambil terisak. Namun, takdir berkata lain. Sesampainya di rumah sakit, Murry dinyatakan telah meninggal dunia.
"Dia adalah sosok yang sangat romantis, suka bercanda dan dan benar-benar yang terbaik. Saya benar-benar kehilangan dirinya," ujar Yanti, yang akan pergi menjalani ibadah umrah malam nanti.
ANINDYA LEGIA PUTRI