TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj mengatakan organisasinya netral dan tidak berafiliasi dengan partai mana pun di Pemilihan Umum 2014. Meski ada warga Nahdliyin yang maju sebagai calon presiden, dia melanjutkan, tidak serta-merta si calon mendapat dukungan dari organisasi massa terbesar di Indonesia itu.
"Warga NU tidak lepas dari politik, itu pasti dong. Hanya NU-nya sendiri tidak ada kaitan dengan politik," ujar Aqil, ketika memperingati hari lahir NU ke-88 di kantor pengurus besar NU, di Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat, 31 Januari 2014. Meski tidak mendukung partai dan calon presiden mana pun, Aqil meminta warga Nahdliyin ikut menyukseskan Pemilu 2014.
NU mengundang Jusuf Kalla--yang disebut ingin kembali mencalonkan diri sebagai presiden--di acara tersebut. Namun, Aqil mengatakan undangan tersebut bukan berarti organisasinya mendukung mantan wakil presiden itu. Menurut dia, Kalla merupakan warga NU asal Makassar. "Bapaknya (Haji Kalla) dulu Bendahara NU Sulawesi Selatan selama 50 tahun, jadi wajar kalau kita dekat," ujarnya.
Tak hanya Kalla, anggota Badan Pemeriksa Keuangan Ali Masykur Musa--Ketua Ikatan Sarjana Nahdhatul Ulama--juga mencalonkan sebagai presiden melalui konvensi Partai Demokrat. Menurut Aqil, belum ada keputusan organisasi untuk mendukung Ali. "Itu nanti lah, masih lama," kata dia. (Baca: Ali Masykur Musa Klaim Dukungan NU)
Di usia 88 tahun, Aqil berharap NU semakin berperan dalam membangun masyarakat dan bangsa yang bermartabat. "Ini tidak ada kaitan politis," katanya. (Baca: Semua Boleh Pakai Foto Gus Dur, kecuali Partai Ini)
LINDA TRIANITA
Berita Lainnya:
Anggoro 'Cicak-Buaya' Ditangkap di Shenzhen
Bisa Terancam Kasus Anggoro, Kaban: Usut Tuntas!
MS Kaban: Ditangkap KPK, Anggoro Akan Lebih Tenang
Mereka Terseret di Kasus Anggoro Widjojo
Pesawat Anggoro 'Cicak-Buaya' Kena Gangguan Cuaca