TEMPO.CO, Bangkok - Chuvit Kamolvisit, pemimpin Partai Rak Thailand, diserang oleh seorang pria saat dalam perjalanan untuk memberikan suara di tempat pemungutan suara Unit 84 di Distrik Din Daeng, Bangkok, Ahad, 2 Februari 2014.
Chuvit sedang berjalan ke TPS dari rumahnya di Soi Ratchadapisek 3 ketika seorang pria berpakaian hitam dengan peluit dan mengenakan bendera nasional Thailand menyerangnya dari sisi kiri kepalanya.
Pria penyerang, yang diyakini sebagai pengunjuk rasa anti-pemerintah, langsung ditangkap oleh pengawal Chuvit. Chuvit menderita cedera kepala dan kemudian dilarikan dengan sepeda motor menuju rumah sakit.
Chuvit mengatakan dirinya tidak akan mengajukan laporan ke polisi atau menyimpan dendam terhadap orang itu. Ia hanya peduli tentang menjalankan haknya sebagai warga negara untuk memilih.
Menurut dia, tindakan pengunjuk rasa salah jika menghalangi orang lain menggunakan hak suaranya, dan meminta media untuk menyampaikan pesan ini kepada pemimpin Komite Reformasi Rakyat Demokratis, Suthep Thaugsuban. Mereka yang tidak suka terhadap pemerintah, kata Chuvit, cukup mencentang surat suara "tidak memilih".
Komite Shutep itulah yang memimpin unjuk rasa anti-pemerintah--memimpin gerakan Bangkok Shutdown untuk memaksa Perdana Menteri Yingluck Shinavatra turun dari jabatannya. Komite juga menolak pemilu yang dilaksanakan hari ini.
BANGKOK POST | ABDUL MANAN
Berita Terkait:
Rusuh Pemilu Thailand, Wartawan Jadi Korban
Pemilu Thailand Akhirnya Berlangsung Hari Ini
Berita Lainnya:
Dua Ajudan Capres Afganistan Tewas Ditembak
Penari Perut Ikut Pencalegan Parlemen Mesir
Cina Kecam AS terkait Pengusiran Jurnalis Times
Kebijakan Luar Negeri AS Bergeser ke Diplomasi
Tiga Tewas Akibat Bom Mobil di Hermel, Libanon