TEMPO.CO, Geneva - Kecepatan informasi sangat penting bagi seorang jurnalis, terlebih lagi di era digital. Wartawan berlomba dengan sosial media semacam Facebook, Twitter, dan Youtube untuk menjadi yang terdepan mengabarkan. Tapi itu tidak berlaku bagi jurnalis Radio Vatikan Gordon Martin. Lelaki berusia 86 tahun itu memilih tetap analog dengan mesin ketiknya, daripada bermigrasi menjadi digital lewat telepon pintar atau sabak elektronik.
"Saya tidak punya ponsel," kata Martin, dengan bangga pada BBC Sabtu, 31 Januari 2014. Berbekal mesin tik manual merek Remington Performer--yang sudah berusia 40 tahun, Martin melakoni pekerjaannya sebagai koresponden Markas PBB di Geneva.
Selama seperempat abad di Swiss, Martin selalu mengetik rapi laporannya soal isu internasional, sebelum kemudian melapor ke Vatikan. "Saya tak pernah mencoba alat lain. Lagipula, kalau tak rusak untuk apa menggantinya?," kata dia setengah tertawa.
Martin sudah berkarier sebagai jurnalis sekitar enam dasawarsa. Lulusan Oxford University ini memulai karier dengan Reuters. Karena mampu berbahasa Italia, dia kemudian ditempatkan menjadi koresponden Roma.
Belakangan, dia juga turut membuka kantor Reuters di Madagaskar. Usai satu dekade bersama Reuters, Martin menjadi koresponden Amerika Latin untuk BBC. Dia melaporkan seluruh kejadian penting di setiap wilayah, mulai dari eksekusi Che Guevara di Bolivia hingga berkuasanya Fidel Castro di Kuba.
Usai Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser wafat, Martin dipindahkan ke Kairo. Seluruh laporannya sejak di Italia, Mesir dan hingga kini selalu dikerjakan menggunakan mesin tik. BBC menyebut apa yang dilakukan Martin sebagai jurnalisme gaya lama--berbicara dengan sumber, menanyakan pertanyaan, dan menjadi telinga dari para pendengarnya.
"Itu semua tergantung si koresponden soal apa yang relevan dan omong kosong," ujar Martin. "Dan para pendengar juga memutuskan apa yang ingin dia dapatkan, informasi yang akurat atau hanya sekedar omongan belaka."
Tahun ini, Martin berencana untuk menggantung kartu pers-nya alias pensiun. "Saya punya masalah dengan kaki dan sudah tidak punya cukup energi lagi," kata Martin yang sudah sulit berjalan.
BBC | SUBKHAN
Berita Lain:
WNI Jadi Korban Perbudakan di Amerika
Wanita Ini Infuskan Tinja ke Tubuh Suaminya
Mantan PM Thailand Golput
Ditanya Perselingkuhan, Hollande Pilih Diam