TEMPO.CO, Situbondo - Sebagian warga Dusun Kidul Gunung, Desa Mogodungkol, Kecamatan Suboh, Situbondo, Jawa Timur, menolak mengungsi ke tempat pengungsian yang disediakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Situbondo. Mereka memilih mengungsi ke tempat kerabat di Desa Cemara meski harus mendaki pegunungan Argopuro. "Tempatnya tidak muat menampung semua pengungsi," kata Jum'ati, 40 tahun, kepada Tempo, Senin, 3 Februari 2014.
Awalnya, keluarga Jum'ati menolak mengungsi pada Ahad malam, 2 Februari, meski beberapa rumah di atas perbukitan mulai retak. Namun Jum'ati akhirnya mau mengungsi setelah Senin pagi tadi tiba-tiba air berlumpur mengalir dari bukit ke belakang rumahnya. "Mau mengungsi karena takut," ujarnya.
BPBD Situbondo, Minggu, 2 Februari, meminta warga Dusun Mogodungkol, Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mengungsi karena dusun tersebut terancam bencana longsor. Sebab, sudah ada beberapa rumah yang tanahnya retak. Ada 300 kepala keluarga atau sekitar 600 orang yang tinggal di dusun tersebut. Dusun yang ditinggali warga merupakan daerah pegunungan Argopuro. Lokasi pengungsian BPBD Situbondo berada di SDN 1 Mojodungkol di kaki pegunungan Argopuro.
Namun Jum'ati memilih mengungsi ke rumah orang tuanya di Desa Cemara. Untuk mencapai desa itu, Jum'ati harus mendaki pegunungan Argopuro selama satu jam. Langkah Jum'ati tidak sendirian. Puluhan warga juga memilih mengungsi ke Desa Cemara, yang merupakan desa tempat tinggal orang tua atau nenek-kakek mereka.
Kepala BPBD Situbondo Zainul Arifin mengatakan Desa Cemara yang menjadi pilihan pengungsi termasuk daerah yang aman. "Jadi tidak masalah kalau warga memilih tinggal sementara di Desa Cemara," katanya.
IKA NINGTYAS