TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), Sri Adiningsih, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 sangat tergantung pada kesuksesan penyelenggaraan pemilihan umum legislatif dan presiden. Jika pesta demokrasi berjalan lancar dan damai, dia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di atas 6 persen.
"Apalagi kalau presiden terpilih bisa memberikan keyakinan kepada dunia usaha terkait investasi di Indonesia. Saya yakin investasi akan segera naik," ujarnya setelah menjadi pembicara seminar "Peran Bank Indonesia Solo dalam Pengembangan Perekonomian Daerah" di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Senin, 3 Februari 2014.
Jika pemilu berakhir dengan kekacauan, kata dia, pertumbuhan ekonomi 2014 tidak beranjak dari 5,5 persen. Karena itu, dia meminta pemerintah benar-benar menjaga kepercayaan investor menjelang dan sesudah pemilu.
"Kalau otoritas ekonomi tidak hati-hati dan tidak bisa meyakinkan dunia usaha, bisa menyebabkan instabilitas ekonomi," ujarnya. Dia meminta pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan yang tidak memihak pelaku pasar dan investor.
Dia mengingatkan tim ekonomi pemerintah agar tetap berfokus pada pengelolaan perekonomian. "Kita tahu dalam tim ekonomi ada politikus yang mungkin jadi calon presiden."
Tantangan lain pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi global yang cenderung belum pulih, bahkan terancam akan turun. Sebagai negara yang tergantung pada negara asing baik dari segi modal maupun barang, dia mengatakan ekonomi Indonesia sangat terpengaruh oleh perkembangan ekonomi global.
"Dampak tapering off cukup signifikan. Misalnya rupiah dan IHSG (indeks harga saham gabungan) yang volatilitasnya tinggi," ujarnya.
UKKY PRIMARTANTYO