TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, memprediksi nilai tukar rupiah baru akan mengalami penguatan setelah pemilihan umum (pemilu) mendatang. Rupiah diperkirakan merespons positif terbentuknya pemerintahan baru pada Oktober 2014.
“Akan ada euforia baru pada Oktober nanti, perkiraan ada pada level Rp 11.400 per dolar Amerika,” kata Ichsan saat menjadi pembicara dalam acara yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Senin, 3 Februari 2014.
Menurut dia, pada semester kedua mendatang defisit neraca transaksi berjalan akan mengalami penyusutan. Selain itu, isu tapering off juga sudah ditanggapi oleh pasar.
Pada semester satu ini, dia memprediksi nilai tukar rupiah maksimal berada pada kisaran Rp 12.400. Namun titik tersebut belum menjadi titik baru nilai tukar rupiah, yang masih akan tergantung pada defisit neraca berjalan.
Jika neraca transaksi tak banyak bergerak positif, nilai tukar rupiah diperkirakan masih sulit menembus zona hijau. Keadaan ini, kata dia, juga dialami oleh beberapa negara lain yang mengalami defisit seperti Turki, Brasil, dan Afrika Selatan.
FAIZ NASHRILLAH
Berita lain:
21 Kereta Baru, KAI Incar Pendapatan Rp 5,2 T
Kisruh Beras Ilegal,Suswono Beberkan Cara Impornya
Garap Geotermal, PT SERD Pasok Listrik 2x110 MW
Stasiun Jebres akan Jadi Stasiun Angkutan Barang
Merpati Tak Terbang Sampai 5 Februari 2014