TEMPO.CO, Bangkok - Pemilihan umum nasional Thailand yang digelar Ahad, 2 Februari 2014, berakhir pada pukul tiga sore. Namun sejumlah provinsi belum menggelar pemungutan suara. Salah satu penyebabnya adalah surat suara pemilu tertahan karena jalan diblokade demonstran anti-pemerintah.
Komisi Pemilihan Umum Thailand mengatakan banyak hal yang harus diatasi sebelum hasil resmi dapat diumumkan.
Pemungutan suara berlangsung di 89 persen dari 93.952 tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh negeri, kata Komisi Pemilihan Umum Thailand. Tidak semua provinsi mampu ambil bagian dalam pemilihan umum, terutama yang berada di Thailand selatan.
Ketua KPU Thailand Supachai Somcharoen mengungkapkan suara sudah selesai dihitung di sejumlah TPS, tetapi hasil resmi tidak akan diumumkan karena menunggu pemungutan suara berikutnya. Pemilu lanjutan dijadwalkan berlangsung 23 Februari.
Komisi Pemilihan Umum Thailand membatalkan pemungutan suara di sembilan dari 14 provinsi di Thailand selatan. Di provinsi Songkhla, Trang, Phatthalung, Phuket, Surat Thani, Ranong, Krabi, Phangnga, dan Chumphon, tak ada suara sama sekali.
Menurut Sekretaris Jenderal KPU Thailand Puchong Nuttrawong di provinsi-provinsi tersebut tidak ada calon legislatif yang bersaing di daerah pemilihan, konstituen, surat suara yang berisi daftar calon, dan pejabat yang berjaga di TPS.
Sembilan provinsi, termasuk Bangkok, bisa membuka TPS di sebagian besar wilayahnya. Delapan provinsi lainnyaadalah: Narathiwat, Pattani, Yala, Nakhon Si Thammarat, Satun, Prachuap Khiri Khan, Rayong, dan Phetchaburi. KPU tidak menemukan masalah di 59 provinsi, termasuk di 16 provinsi di kawasan utara dan 20 provinsi di timur laut Thailand.
Di ujung waktu pemungutan suara, caretaker Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mengatakan dia puas dengan pelaksanaan pemilu ini dan berterima kasih kepada para pejabat dan rakyat yang mengikuti pemilu. "Pemilu adalah titik awal untuk memecahkan masalah melalui proses demokrasi," katanya.
Pemilihan umum ini digelar oleh Yingluck sebagai jawaban atas krisis politik Thailand, yang dipicu demonstrasi massa anti-pemerintah oleh Komite Reformasi Rakyat Demokratis (PDRC) sejak tahun lalu. PDRC menginginkan Yingluck turun dari kursi perdana menteri.
BANGKOK POST | ABDUL MANAN
Berita Terkait:
Demonstran Gagalkan Pemilu di Selatan Thailand
PM Thailand Yingluck Salah Masukkan Surat Suara
Fakta Soal Pemilihan Umum Thailand Hari Ini
Berita Lainnya:
Bioskop Pakistan Dilempar Granat, 5 Penonton Tewas
Perempuan Berani Usir Perampok dengan Sapu
Satu Tewas Saat Polisi Menyerbu Masjid di Kenya
Clinton: Saatnya Jalan Diplomasi Atasi Nuklir Iran
AS Peringatkan Israel Soal Ucapan 'Boikot' Kerry