TEMPO.CO, Semarang - Hujan deras yang terjadi sejak Senin petang hingga Selasa pagi, 4 Februari 2014 pagi tadi membuat banjir di Kota Semarang kembali meluas. Banjir tak hanya menggenangi kawasan Semarang utara, tetapi juga menutup akses jalan nasional di kawasan Mangkang ke arah Kabupaten Kendal.
Pantauan Tempo menunjukkan salah satu kondisi terparah ada di Kelurahan Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari. Di wilayah itu, air menggenang hingga setinggi perut orang dewasa akibat luapan Kanal Banjir Timur Semarang.
"Banjir setinggi perut orang dewasa," kata Hadi Santoso, warga Jalan Tambak Dalem, Kelurahan Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari.
Menurut Hadi, air mulai memasuki pemukiman pada pukul 2 dinihari, Selasa, 4 Februari. Luapan air itu disertai arus deras sehingga membuat jembatan kayu yang menghubungkan Kampung Tambak Dalem dan Barito rusak. "Jembatan tertutup arus sungai yang meluap dan akhirnya rusak," kata Hadi menjelaskan.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang meninjau lokasi menyatakan hujan yang terjadi sejak Senin petang menyebabkan banjir di sejumlah daerah yang ia pimpin. Ia menyatakan banjir besar ini juga menimpa wilayah lain, seperti Kaligawe dan Mangkang.
"Ini dampak hujan sejak kemarin sore sampai pagi ini. Sungai Banjir Kanal Timur serta Sungai Beringin di Wonosari dan Mangkang meluap," kata Hendrar, saat memantau kondisi Sungai Kanal Banjir Timur.
Di Kaligawe, rendaman air paling parah terjadi di kawasan rumah susun sewa (rusunawa) yang mencapai sekitar 1 meter.
Tercatat sejumlah kelurahan terendam banjir mulai dari Tambak Rejo, Kaligawe, Sawah Besar, dan sedikit di Siwalan. "Kami sudah siapkan posko darurat di setiap gang," kata Hendrar menegaskan.
Sementara itu, banjir di Mangkang telah menutup akses jalan nasional pantai utara yang menghubungkan Semarang-Kendal. Ketinggian air yang merendam jalan raya itu mencapai jendela mobil jenis minibus Avanza.
"Saya berbalik arah, macet total dan membatalkan perjalanan," kata Zulkifli, warga Ngalian, Kota Semarang, yang hendak melintas tujuan Kota Pekalongan.
Menurut Zulkifli, rendaman air di kawasan Mangkang menimbulkan kemacetan sejak pukul 02.00 dinihari. Banyak kendaraan tak berani lewat karena ketinggian air mengancam kerusakan mesin kendaraan.
EDI FAISOL
Berita sebelumnya:
Bhatoegana, Ngeri-ngeri Suap dan Kawat Gigi
Kronologi Pembunuhan Feby Lorita
Banjir Pantura, Kerugian Pendidikan Rp 5,7 Miliar
Jurnalis Ganteng Ini Disukai Demonstran Thailand
Hujan, Contra Flow dan 3 in 1 Tidak Diberlakukan