TEMPO.CO, Kupang - Sedikitnya 159 warga Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai mengungsi ke tempat-tempat pengungsian yang disiapkan pemerintah setempat akibat gelombang pasang (rob) yang melanda wilayah itu, Selasa, 4 Februari 2014.
Ratusan pengungsi dari 43 kepala keluarga merupakan bagian 199 kepala keluarga korban banjir rob di wilayah itu. Dari 159 warga yang mengungsi, 40 di antaranya adalah balita dan anak-anak, serta 43 wanita. (Baca juga: Januari, 8 Orang Tewas Akibat Bencana di NTT)
Bea Hani, pengungsi, mengaku khawatir gelombang pasang akan melanda rumah mereka pada malam hari. Karena itu, mereka memilih untuk mengungsi ke tenda pengungsian. "Gelombangnya sangat besar, makanya kami lebih baik mengungsi dulu," katanya.
Banjir Rob akibat gelombang pasang mulai memasuki permukiman warga. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, banjir rob merusak sedikitnya 100 rumah di daerah itu.
Wali Kota Kupang Jonas Salean yang memantau kondisi para pengungsi mengimbau warga untuk sementara mengungsi ke tenda pengungsian, terutama pada malam hari. "Kami khawatir gelombang pasang akan menerjang perumahan warga di tepi pantai pada malam hari," katanya.
Dia memperbolehkan warga untuk kembali ke rumah masing-masing pada siang hari untuk membersihkan rumah mereka yang terendam air laut. Pemerintah setempat telah memberikan bantuan tanggap darurat, seperti beras, makanan siap saji, dan pelayanan kesehatan.
YOHANES SEO
Topik terhangat:
Sinabung Gita Wirjawan Anggoro Dibui Jokowi Deddy Corbuzier
Berita lain:
Alasan Edo Bunuh Feby karena Cintanya Ditolak
Agnes Monica Dikontrak Label Musik Internasional
Anggoro Operasi Wajah? Pengacara: Beda karena Umur
Pengakuan Edo, Pembunuh Feby Lorita
Meski Jokowi Sidak, Aparatnya Belum Kapok Juga