TEMPO.CO , Jakarta - Sudah tiga pekan bencana banjir melanda Ibu Kota. Sebagian pengungsi dari bantaran Kali Ciliwung di Jakarta Timur terpaksa terus bertahan di sejumlah tenda di salah satu jalur Jalan Jatinegara Barat. Namun tempat pengungsian tersebut menghalangi barisan toko yang berdiri di belakangnya.
Karena itulah beberapa pemilik toko tak bisa berjualan. "Kerugian hampir 90 persen," ujar Akian, 50 tahun, pemilik toko kasur Surya yang berlokasi di Jalan Jatinegara Barat.
Tokonya terletak di belakang deretan tenda pengungsi sehingga keberadaannya nyaris tidak terlihat. Ia juga mengeluhkan penutupan jalan yang membuat tokonya sepi pengunjung serta mempersulit aksesnya untuk menunjang aktivitas berdagang. "Mobil aja ga bisa keluar," keluhnya.
Hal yang sama juga dikatakan Imelda, 40 tahun, pemilik salah satu toko konfeksi di Jalan Jatinegara Barat. Ia mengatakan tokonya sepi pengunjung selama salah satu ruas Jalan Jatinegara Barat ini ditutup.
"Biasanya ga pernah selama ini ditutupnya," ujar Imelda. Ia mengatakan memang hampir setiap tahun ruas jalan di depan tokonya ditutup untuk tenda pengungsian korban banjir. "Tapi paling lama biasanya seminggu," lanjut Imelda. Penutupan jalan ini, menurut Imelda, berimbas pada kerugian hingga hampir 100 persen yang dialaminya.
Toko milik Imelda dan Akian hanya merupakan dua dari ratusan toko di sepanjang Jalan Jatinegara Barat yang lokasinya tertutup oleh tenda-tenda pengungsi. Sebagian pemilik toko di ruas jalan tersebut memilih menutup tokonya. Namun Akian dan Imelda memilih untuk tetap berdagang. "Kalau kita milih tutup malah ga dapat apa-apa sama sekali," ujar Akian.
Penutupan salah satu ruas Jalan Jatinegara Barat ini mulai berlangsung sejak 12 Januari 2014. Hingga saat ini, menurut koordinator posko pengungsi Brimob di Kampung Melayu, Reno, penutupan ruas jalan tergantung pada kondisi di permukiman. "Keputusan dari rapat dengan RT dan RW di sini mengatakan jalan akan dibuka kembali tanggal 6 Februari, namun kalau air tidak naik lagi," ujar Reno.
Dibukanya salah satu ruas Jalan Jatinegara Barat ini menjadi harapan Akian, Imelda, serta ratusan pemilik toko lainnya agar kegiatan perekonomian mereka dapat kembali berlangsung normal. "Lagian kalau memang ada pusat posko pengungsi seperti di GOR atau dinas kesehatan, kenapa harus ada tenda-tenda yang menutup jalan, sih?" ujar Akian.
WITA ADELINA