TEMPO.CO, Jakarta - Turunnya data indeks manufaktur Amerika Serikat dan Cina memicu tekanan jual di bursa global, sehingga berdampak pada bursa Jakarta.
Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia hari ini ditutup melemah 26,13 poin (0,6 persen) ke level 4.360,12. Indeks mengikuti koreksi yang dialami bursa regional menyusul kejatuhan indeks Dow Jones sebesar 2,08 persen pada perdagangan sebelumnya.
Saham Bank Mandiri, BRI, dan Astra Internasional menjadi pemberat indeks dengan volume jual tinggi. Sedangkan investor asing mencatat penjualan bersih Rp 350 miliar.
Analis dari PT Mega Capital Indonesia, Helen Vincentia, mengatakan rilis data manufaktur Cina dan AS di bawah ekspektasi pasar mendorong investor melakukan aksi jual saham. Melemahnya data manufaktur mengindikasikan terjadinya perlambatan ekonomi. "Pelaku pasar mempertanyakan kembali apakah pemulihan ekonomi global benar-benar sedang terjadi."
Tekanan jual awalnya terjadi di bursa AS setelah ISM manufaktur Amerika turun drastis dari level 57 ke level 51,3 pada Januari. Aksi jual semakin masif setelah kinerja emiten di AS tumbuh di bawah ekspektasi, dan sebelumnya rilis data PMI manufaktur Cina juga melorot dari level 51 ke level 50,5 pada Januari.
Meski demikian, Helen menilai koreksi yang terjadi di bursa Indonesia sedikit tertahan setelah rilis data neraca perdagangan mengalami surplus US$ 1,5 miliar atau jauh di atas ekspektasi. "Koreksi indeks saat ini karena tekanan sentimen eksternal ternyata lebih kuat."
Bursa regional melemah hingga pukul 17.10 WIB. Nikkei 225 melemah tajam 4,18 persen, Strait Times melemah 0,84 persen, Hang Seng susut 2,89 persen, bursa Korea turun 1,72 persen, dan bursa Shanghai melemah 0,82 persen.
PDAT | M. AZHAR