TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta mengingatkan tingginya potensi petir yang terjadi di masa transisi puncak musim hujan awal tahun ini. Peringatan ini ditujukan khususnya bagi warga yang tinggal di dataran tinggi. "Awal Februari ini sudah memasuki masa transisi puncak penghujan yang jatuh sejak akhir Januari lalu,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta, Toni Agus Wijaya, kepada Tempo, Rabu, 5 Februari 2014.
Peringatan ini keluar juga setelah adanya laporan empat warga asal Dusun Duwetrejo, Desa Karangtengah, Wonosari, tersambar petir pada Selasa sore, 4 Februari 2014. Mereka tengah beraktivitas di ladang ketika hujan deras mengguyur. Dari empat warga yang tersambar petir itu, satu di antaranya tewas, sementara tiga lainnya masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari.
Tingginya potensi petir itu, kata Toni, terlihat dalam pengamatan selama sepekan ini. Serta, adanya perubahan cuaca yang cukup ekstrem antara pagi dan siang hari. Saat pagi cuaca tampak cerah, kemudian tengah hari kumpulan awan tebal hitam bertumpuk sudah muncul. “Biasanya itu, petir mulai terbentuk, tinggal mencari media perpindahan muatan listriknya saja antara awan ke awan atau awan ke tanah. Itu yang sulit diprediksi,” katanya.
Dengan kejadian tewasnya warga akibat tersambar petir di Gunungkidul kemarin, Toni menuturkan adanya kemungkinan penyebab dari aspek geografis, seperti wilayah dataran tinggi. Namun tak tertutup kemungkinan jika dataran rendah seperti perkotaan juga rawan menjadi medium perpindahan muatan listrik itu saat terjadi pengumpulan awan cumulonimbus.
“Warga diminta tak memaksakan diri berada di ruang terbuka seperti ladang dan sawah ketika awan hitam pekat itu sudah terbentuk, karena di tempat terbuka seperti itu sulit mencari posisi untuk mengamankan diri,” katanya.
Toni menyarankan jika tak ada tempat berlindung ketika muncul kilatan petir di tempat terbuka, warga dapat mengantisipasinya dengan berjongkok agar posisinya tak lebih tinggi dari tanah sehingga tak menjadi sasaran rambatan muatan listrik.
Staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gunungkidul Suharto mencatat dalam tiga tahun terakhir ini setidaknya sudah ada dua kejadian warga tersambar petir di Gunungkidul. Pada akhir 2010, seorang warga Rongkop tewas tersambar petir. “Kami sudah minta pada perangkat desa, khususnya di wilayah perbukitan di Gunungkidul utara agar mengingatkan warga untuk tak nekat berladang saat akan turun hujan,” kata Suharto.
BPBD Gunungkidul juga meminta sejumlah warga di pesisir untuk waspada akan adanya gelombang tinggi mendekati masa bulan penuh. “Kemarin sore empat kios di Pantai Baron ikut tersapu gelombang tinggi, namun tidak ada korban,” kata Suharto. Padahal jarak kios itu dengan bibir pantai cukup jauh, sekitar 20 meter.
PRIBADI WICAKSONO
Terpopuler