TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Sutarman menyebutkan kondisi geografis Indonesia yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau merupakan akses strategis masuknya peredaran gelap narkoba. Menurut dia, banyak celah akses masuk para bandar besar yakni melalui pelabuhan kecil ataupun bandara.
"Tidak hanya negara transit tapi tujuan perdagangan. Demografis berusia muda juga merupakan pasar potensial narkoba," kata Sutarman dalam amanatnya yang dibacakan Kabareskrim Polri Komisaris Jenderal Suhardi Alius ketika membuka Rapat Koordinasi BNN dan Polri di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, 5 Februari 2014.
Selama 2013, kata Sutarman, terdapat 40.057 tersangka kasus narkoba. Dengan barang bukti 16 ton ganja dan 1 juta tablet ekstasi. "Polri selalu siap di garis terdepan guna memutus mata rantai," kata dia.
Merujuk pada data tersebut, menurut Sutarman, kecenderungan penyalahgunaan narkoba di Indonesia cukup tinggi. Untuk itu pihaknya berkoordinasi dengan seluruh stakeholder terkait dengan peredaran gelap narkoba, seperti Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Badan Narkotika Nasional, Kementerian Kesehatan, Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung, dan Kementerian Sosial.
Selain itu, Sutarman mengkhawatirkan ancaman persebaran narkoba jenis baru. "Ancaman besar serius dan belum menjadi prioritas penanganan komprehensif," kata dia.
LINDA TRIANITA
Berita Terkait
Rumah Imigrasi Batam Dibantu Rp 500 Juta per Bulan
Imigrasi Akui Tak Mudah Berantas 'Pelabuhan Tikus'
Ratusan 'Pelabuhan Tikus' Beroperasi di Riau
Cegah Imigran Gelap, Menlu Tolak Polisi Australia