TEMPO.CO, Semarang - Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta terancam krisis pasokan daya listrik untuk rumah tangga maupun industri. Krisis ini akibat kekuatan Perusahaan Listrik Negara dua provinsi itu hanya mampu menyuplai daya 2.500 MegaWatt, dari total kebutuhan 3.500 MegaWatt saat beban puncak.
"Ancaman itu terkait dengan kebutuhan industri pabrik semen yang hendak dioperasionalkan di Jawa Tengah, sedangkan kami belum bisa memenuhi kebutuhan," kata General Manajer PT PLN distribusi Jawa Tengah dan DIY, Djoko R Abumanan, saat diskusi Antisipasi Keterbatasan Listrik Jawa Tengah, Kamis, 6 Februari 2014.
Menurut Djoko, kebutuhan listrik yang ada saat ini dipenuhi dari interkoneksi layanan listrik dari Jawa Barat dan Jawa Timur yang berdaya hingga 1.000 MW. Jumlah itu tak akan mampu menyuplai kebutuhan pabrik semen yang hendak dibangun. "Ini ancaman. Bupati Cilacap sudah bebaskan lahan, padahal kami belum punya persediaan daya," kata Djoko menambahkan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan solusi memenuhi kekurangan daya listrik itu adalah pembangunan pembangkit. "Ini pilihan politik, mau tak mau harus membangun pembangkit baru," katanya.
Ganjar menyatakan siap memfasilitasi investor yang hendak membangun pembangkit listrik tenaga uap di Kabupaten Batang. Langkah itu dilakukan dengan cara membuka dialog kembali dengan masyarakat di daerah lokasi pembangkit. "Saya siap mendengarkan keinginan mereka, termasuk tawaran mencari solusi untuk mengganti lahan produktif," katanya.
EDI FAISOL