TEMPO.CO, Tasikmalaya - Petugas dari International Organization for Migration (IOM) sudah tiba di Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat, 7 Februari 2014, untuk mendata imigran gelap asal Iran, Nepal, Banglades, dan Pakistan yang terdampar di Pantai Pangandaran. "IOM sudah datang," kata Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Kantor Imigrasi Tasikmalaya Arief Hanafi saat dihubungi Jumat siang.
Pihak IOM, kata Arief, akan memfasilitasi segala kebutuhan imigran selama di tempat penampungan. Selain itu, IOM akan mendata secara detail dokumen-dokumen imigran.
Sedangkan Kantor Imigrasi Tasikmalaya akan membuat laporan terkait imigran. Laporan itu akan diserahkan ke Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. "Kita serahkan ke orang pusat (Dirjen Imigrasi). Nanti orang pusat yang carikan rumah detensi imigrasi (rudenim) yang siap menampung," kata Arief.
Setelah ada rudenim yang siap menampung, ujar dia, Dirjen Imigrasi mengeluarkan surat keterangan kepada rudenim dan kantor imigrasi mengenai kelanjutan imigran itu.
Menurut Arief, tidak semua rudenim mau menerima imigran. Pihak rudenim akan mengecek agama para imigran. "Pernah kejadian ada bentrokan antara muslim Rohingya dan imigran Budha di Rumah Detensi Imigrasi Belawan. Diusahakan satu agama (di rumah detensi imigrasi)," katanya.
Setelah dari rudenim, Arief mengatakan ada petugas yang menangani pengungsi, yakni UNHCR datang. UNHCR kemudian menentukan negara ketiga yang siap menampung pengungsi. "Kalau kita (imigrasi) hanya mendata awal saja," ujarnya.
CANDRA NUGRAHA
Berita lain:
Singapura Diminta Hormati Aturan Indonesia
Dosa-dosa Adnan Buyung Menurut Andi Arief
Ratu Atut Punya Pulau? Pengacara: Ngecap!
Jalan Usman Harun Bakal Muncul di Jakarta
Staf SBY Tuding Adnan Buyung Jadi Beban Bangsa