TEMPO.CO, Jakarta - Menurunnya pertumbuhan komputer di seluruh dunia juga berpengaruh pada sejumlah produsen lokal. Seperti yang dialami PT Arga Mas Lestari, perusahaan yang menjual produknya dengan merek Advan. Pada 2013, bisnis komputer perusahaan ini anjlok hingga 60 persen.
"Permintaan pasar tetap ada, tetapi sangat menurun," kata Direktur Pemasaran Advan, Tjandra Lianto, di Jakarta, Kamis, 6 Februari 2014.
Tjandra tidak merinci berapa pertumbuhan penjualan komputer Advan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Meski menurun, penjualan masih tetap didorong Advan dengan merakit produknya di Tanah Air. Kini mereka memiliki sebuah pabrik di Semarang, Jawa Tengah.
"Sudah memasuki tahap uji coba perakitan komputer, notebook, dan perangkat all-in-one," kata Tjandra. Kapasitas produksi di pabrik ini diperkirakan mencapai 10 ribu unit per hari.
Menurut rencana, pada akhir tahun ini Advan merakit ponsel pintar dan sabak digital di pabrik tersebut. Adapun sebagian besar komponennya diimpor dari Cina dan Taiwan. Strategi itu bertujuan untuk menggenjot bisnis perangkat bergerak Advan di Indonesia.
Advan juga melakukan inovasi dengan memaksimalkan performa produknya. Sebagai contoh, phablet teranyarnya, Vandroid S5H, dibekali dengan prosesor bertenaga quad-core.
"Ini produk pertama berprosesor quad-core yang harganya Rp 1 jutaan," kata Tjandra. Perangkat dengan chipset berinti empat semacam itu umumnya dibanderol dengan harga di atas Rp 2 juta.
Dari sisi pemasaran Advan terbilang agresif. Mereka mengeluarkan anggaran belanja iklan sebesar Rp 25 miliar per bulan. Mereka juga menggandeng toko online untuk menjual perangkat bergeraknya.
Vandroid S5H menjadi produk pertama Advan yang dipasarkan secara eksklusif di Lazada. Selanjutnya akan ada lima produk yang terdiri dari ponsel pintar dan sabak digital yang dipasarkan di toko online ini.
SATWIKA MOVEMENTI
Berita Lain:
Microsoft Vs Google, Siapa Lebih Unggul?
Telkom Bangun Data Center Seluas 10 Hektare
Microsoft Investasi Rp 180 Miliar di Foursquare
Langkah Pertama Nadella Sebagai CEO Microsoft
Flappy Bird, Game Terpopuler yang Bikin Stres