TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal TNI Moeldoko menyatakan tak punya pendapat apapun ketika namanya disebut sebagai salah satu kandidat calon presiden dari Partai Persatuan Pembangunan. Karena itu, dia enggan mengomentari hal tersebut.
"Saya pun belum berbuat apa-apa untuk prajurit," kata dia melalui balasan pesan pendek kepada Tempo, Jumat, 7 Februari 2014.
Moeldoko mengatakan, prajurit TNI masih membutuhkannya. Dia masih ingin berbuat lebih untuk prajurit dan negara.
Nama Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko disebut sebagai salah satu kandidat Capres PPP. Namanya akan diadu dengan delapan nama lainnya, yakni Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad, bekas Menteri Pemberdayaan Perempuan Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia Isran Noor, dan Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid, yang merupakan putri bekas presiden Abdurrahman Wahid.
Ketua PPP Sulawesi Selatan, Amir Uskara, membenarkan wacana mengadu kesembilan tokoh tersebut. "Itu termasuk usulan kami," ujar dia.
Namun Amir menyatakan pengurus daerah sengaja mengusulkan banyak nama supaya DPP PPP tidak langsung menetapkan calon presiden dalam Mukernas ini. Mereka diharapkan memantau elektabilitas kesembilan nama itu hingga seusai pemilihan legislatif April mendatang.
"Karena bila dideklarasikan sekarang maka akan merusak dan mengotak-otak kekuatan," ujarnya.
AMRI MAHBUB | TRI SUHARMAN
Berita Populer
MPR: Soal Usman Harun, Singapura Keterlaluan!
Ikuti Keyakinan Jonas, Asmirandah Ingin Bahagia
Hakim PK MA Bebaskan Dokter Ayu
Dicari KPK, Staf Atut Ngumpet di Hotel
Pengelolaan Dana Haji Rp 80 Triliun Menyimpang